GELORA.ME - Di balik layar wacana reformasi Polri, bursa calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo mulai memanas.
Menurut mantan perwira intelijen, Kolonel (Purn) Sri Radjasa, saat ini tengah terjadi adu kuat antara dua kubu, yakni kubu Listyo Sigit yang telah menyiapkan 'putra mahkota', dan kubu Presiden Prabowo Subianto yang disebut memiliki kandidat 'kuda hitam'.
Persaingan ini dinilai akan menjadi penentu arah reformasi Polri ke depan. Apakah akan terjadi perubahan fundamental atau sekadar melanjutkan status quo di bawah kepemimpinan baru yang telah dipersiapkan secara sistematis.
Dua Calon 'Putra Mahkota' Kubu Listyo Sigit
Sri Radjasa mengungkap bahwa Kapolri Sigit diduga telah mempersiapkan skenario suksesi untuk memastikan kelangsungan agenda dan perlindungan bagi kelompoknya.
Dua nama perwira tinggi disebut telah digadang-gadang untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.
- Komjen Dedi Prasetyo: Saat ini menjabat sebagai Wakapolri.
- Komjen Suyudi Ario Seto: Saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Menurut Sri Radjasa, karier kedua perwira ini sangat ditentukan oleh Kapolri Sigit, termasuk penempatan mereka di posisi strategis saat ini.
Ia mengklaim bahwa akselerasi karier keduanya, terutama pengangkatan Suyudi yang disebutnya menimbulkan konflik, merupakan bagian dari upaya terstruktur untuk memuluskan jalan mereka sebagai calon Kapolri atau Wakapolri di masa depan.
Upaya ini, lanjutnya, diperkuat dengan taktik fait accompli dengan menyebarkan isu bahwa nama Dedi dan Suyudi telah diusulkan Presiden ke DPR.
"Saya berdasarkan keterangan dari pihak DPR, enggak ada surat itu," tegas Sri Radjasa, menuding isu tersebut adalah upaya untuk mem-framing dan memojokkan Presiden.
Kandidat 'Kuda Hitam' Pilihan Presiden
Di sisi lain, Presiden Prabowo disebut tidak akan mengikuti skenario tersebut dan telah memiliki calonnya sendiri yang masih dirahasiakan.
Sri Radjasa memberikan beberapa petunjuk kunci mengenai sosok 'kuda hitam' ini:
- Masih berpangkat Bintang Dua (Inspektur Jenderal Polisi).
- Merupakan perwira penerima penghargaan Adhi Makayasa.
- Saat ini sedang menjabat sebagai Kapolda.
Sri Radjasa menambahkan, kandidat ini sadar bahwa dirinya tengah menjadi target. "Sampai hari ini yang bersangkutan selalu dicari kesalahannya oleh kelompok Sigit," ungkapnya.
Meskipun masih berpangkat Bintang Dua, ia meyakini peluangnya tetap besar karena dalam sejarah Polri, pernah terjadi kenaikan pangkat kilat dalam dua hari dari Bintang Dua menjadi Bintang Empat untuk menjabat Kapolri, karena hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden.***
Sumber: konteks
Artikel Terkait
KPK akan Garap Dewan Gubernur BI: Perry Warjiyo?
Disebut Kudeta Kebijakan, Sri Radjasa Ungkap Tim Internal Polri Dibentuk untuk Lawan Tim Reformasi Presiden
Ini Peran dan Jabatan Tersangka Pembobol Rekening Dormant Ban BUMN
KPK Bakal Terbitkan Sprindik Umum Dugaan Korupsi PMT Bayi dan Ibu Hamil Era Jokowi