Surya Paloh Bela Prabowo Mati-Matian: Sinyal NasDem Masuk Kabinet?

- Jumat, 08 Agustus 2025 | 20:05 WIB
Surya Paloh Bela Prabowo Mati-Matian: Sinyal NasDem Masuk Kabinet?




GELORA.ME - Partai NasDem pasang badan untuk pemerintah di tengah berbagai polemik nasional belakangan ini.


Sikap itu ditegaskan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh saat menanggapi berbagai bentuk aksi protes masyarakat terhadap pemerintahan saat ini.


Mulai dari gerakan Indonesia Gelap, slogan "Kabur Aja Dulu", hingga aksi simbolik pengibaran bendera One Piece yang sedang jadi sorotan publik.


"Upaya yang bermuara pada gangguan stabilitas nasional adalah kesedihan bagi kita semua. NasDem akan berhadapan dengan siapa pun yang mengganggu stabilitas," tegasnya saat Rapat Kerja Nasional I Partai NasDem di kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 8 Agustus 2025.


Paloh menilai, di tengah situasi politik yang dipenuhi beragam polemik, pemerintah justru membutuhkan dukungan nyata untuk menjaga stabilitas negara. Bukan malah memperkeruh keadaan.


"Kita tidak ikut dalam barisan pengganggu. Dukungan NasDem kepada pemerintahan ini diberikan secara sungguh-sungguh, totalitas, dengan kejujuran dan ketulusan hati," ujarnya.


Ia menekankan, meski memberi dukungan penuh kepada pemerintah, NasDem tetap memegang prinsip independensi dalam memberikan saran, pandangan, dan kritik konstruktif.


Namun, seluruh komponen bangsa wajib bersinergi demi suksesnya agenda pemerintahan yang berjalan sekarang ini.


Paloh menegaskan, NasDem tetap mendukung penuh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.


Sikap resmi NasDem sudah disampaikan sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Prabowo sebagai Presiden terpilih. Hingga kini, dukungan itu tidak berubah.


"NasDem telah memberikan sikapnya secara resmi, memberikan dukungan sepenuhnya atas pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo," tegasnya.


Menurutnya, setelah sepuluh bulan pemerintahan berjalan, NasDem justru ingin mendorong agar capaian kemajuan dapat berlanjut dan tidak stagnan.


Ia memuji sejumlah kebijakan strategis pemerintahan Prabowo sekarang ini. Khususnya terkait program kemandirian energi dan pangan.


Menurutnya, langkah pemerintah menargetkan kemandirian energi sangat tepat, mengingat Indonesia merupakan salah satu importir terbesar BBM di dunia.


Begitupun dengan program kemandirian pangan. Ia menyebut, Indonesia merupakan negeri agraris, tapi mimpi tersebut belum tercapai dari waktu ke waktu.


"Kontur tanah, struktur tanah, dan iklim kita sangat memungkinkan untuk kemandirian pangan. Tapi belum tercapai dari waktu ke waktu. Dua hal ini menjadi concern utama NasDem," jelasnya.


Pujian Surya Paloh terhadap kinerja Prabowo ini pun memunculkan spekulasi, apakah ini menjadi sinyal NasDem akan bergabung dalam kabinet pemerintahan mendatang?


Namun, meski memberi dukungan penuh, Surya Paloh menegaskan NasDem tidak serta-merta berorientasi pada pembagian kursi kabinet.


"Bukan berarti nanti kalau ada kabinet baru, NasDem ikut. Enggak lah. Itu nomor 17. Bukan karena 17 Agustus, memang nomor 17. Sekarang baru nomor 1, masih perlu 16 lagi," ucapnya berseloroh.


Mantan anggota MPR itu menambahkan, meski capaian kinerja pemerintah belum signifikan terlihat di sepuluh bulan pertama, hal itu wajar.


Kondisi ini, menurutnya, akan berubah setelah dua tahun kepemimpinan Prabowo-Gibran.


Surya juga menyebut beban yang diemban Presiden Prabowo sangat berat. Sehingga perlu dukungan dari semua pihak.


"Presiden Prabowo menanggung beban berat dan harus dibantu oleh seluruh komponen dan elemen publik," katanya.


NasDem menegaskan posisinya sebagai partai pendukung pemerintah yang tetap memegang kemandirian sikap politik sambil menjaga fungsi kontrol terhadap jalannya pemerintahan.


Rakernas ini dihadiri sejumlah petinggi DPP, mulai majelis tinggi partai, dewan pakar partai, anggota fraksi di DPR RI, fraksi DPRD provinsi dan kabupaten/kota, serta kepala daerah usungan.


Sementara, Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse, mengatakan Rakernas tersebut dihadiri oleh 3.924 orang yang menggunakan 18 hotel dan 3.721 kamar.


Menurutnya, hal tersebut mampu membangkitkan perekonomian Sulawesi Selatan.


Sumber: Suara

Komentar