Sumber Kekayaan Gus Elham: Dai Viral Pencetus Kontroversi Cium Anak

- Sabtu, 15 November 2025 | 07:50 WIB
Sumber Kekayaan Gus Elham: Dai Viral Pencetus Kontroversi Cium Anak

Sumber Kekayaan Gus Elham Yahya, Dai Viral yang Kena Cemooh Usai Video Cium Anak Kecil

Muhammad Elham Yahya Luqman atau yang akrab disapa Gus Elham menjadi sorotan publik. Kontroversi bermula dari video viral yang memperlihatkannya mencium anak kecil perempuan di panggung. Aksi dai muda asal Kediri, Jawa Timur ini menuai kecaman luas dari netizen dan dianggap sebagai bentuk pelecehan.

Di balik kontroversinya, publik pun penasaran dengan latar belakang dan sumber penghasilan Gus Elham. Sebagai seorang penceramah muda, dari manakah sebenarnya kekayaannya berasal? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Profil dan Latar Belakang Gus Elham

Gus Elham adalah seorang dai muda yang populer dengan gaya ceramahnya yang santai dan kekinian. Ia merupakan putra dari seorang kiai besar dan turut mengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas 2 yang berlokasi di Kediri. Popularitasnya melonjak berkat konten dakwahnya di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram.

Rincian Sumber Penghasilan dan Kekayaan Gus Elham

Pendapatan Gus Elham tidak berasal dari pekerjaan kantoran seperti umumnya. Sebagian besar kekayaannya bersumber dari aktivitas dakwah, bisnis pesantren, dan konten kreatif digitalnya. Berikut adalah penjelasan detailnya:

1. Honorarium dari Kegiatan Dakwah dan Ceramah

Sumber penghasilan utama Gus Elham adalah dari honorarium mengisi berbagai acara pengajian dan ceramah. Ia rutin diundang ke berbagai kota di seluruh Indonesia. Besaran honor untuk seorang dai dengan popularitas seperti Gus Elham diperkirakan bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp10 juta per acara, tergantung skala dan lokasinya.

Meski demikian, Gus Elham dikenal tidak terlalu fokus pada materi. Ia sering kali menunjukkan sikap rendah hati dan dikabarkan lebih memprioritaskan penggunaan rezekinya untuk mendukung operasional pesantren dan kegiatan sosial.

2. Unit Bisnis dan Usaha yang Dikelola Pesantren

Halaman:

Komentar