Pernyataan mantan Presiden RI Jokowi mengenai dukungan Prabowo-Gibran dua
periode viral menjadi perbincangan. Salah satu politisi PSI mengungkap bila
pernyataan Jokowi terhitung powerfull atau sangat kuat.
Menurut perwakilan PSI, bukti pernyataan Jokowi kuat adalah banyak pihak
tertentu yang kelimpungan.
Kehebohan bermula saat Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi)
menginstruksikan para pendukung agar mengawal Prabowo-Gibran selama dua
periode.
"Sejak awal saya sampaikan kepada seluruh relawan seperti itu, untuk
mendukung pemerintahan Pak Presiden Prabowo–Gibran dua periode," kata Jokowi
di Solo, Jumat (19/9).
Sebagai pengingat, Prabowo resmi mengumumkan mantan Wali Kota Solo Gibran
Rakabuming Raka sebagai cawapresnya pada Oktober 2023.
Paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran lantas memenangkan Pemilu 2024 dan
menjadi Presiden-Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
Pernyataan Jokowi tentang 'Prabowo–Gibran dua periode' menegaskan bila
Gibran bisa menjadi cawapres Prabowo lagi pada Pemilu 2029 mendatang.
Mantan Staf Khusus Menteri ESDM sekaligus pegiat media sosial, Said Didu
menilai bahwa Jokowi seakan-akan menantang kita semua.
Said Didu mengatakan, Jokowi memaksakan sang anak menjadi wapres melalui
perubahan konstitusi.
"Jokowi kembali menantang kita semua. Setelah 'memaksakan' anaknya jadi
Wapres 2024 lewat perubahan konstitusi, kemarin telah memerintahkan
relawannya utk memaksa Presiden Prabowo untuk menjadikan anaknya sebagai
cawapres Prabowo pada Pilpres 2029. Apakah kita semua hanya diam melihat
tantangan tersebut?" cuit Said Didu pada Minggu (20/09/2025).
Postingan Said Didu viral setelah memperoleh 960 retweet dan menerima 2.400
tanda suka.
Ketua Biro Ideologi & Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur Palakka
(@DedynurPalakka) buka suara menanggapi sindiran Said Didu tersebut.
Ia berpendapat bila ucapan Jokowi masih sangat kuat meski statusnya sudah
mantan presiden.
"Saking powerfull-nya pernyataan Jokowi sebagai mantan Presiden RI ke 7,
mereka benar-benar kelimpungan. Padahal siapa saja boleh bikin pernyataan
secara terbuka, soal apakah itu terjadi atau tidak itu menjadi urusan waktu
di masa depan. Bisakah sekelas Said Didu agak santai ketika mendengar nama
Jokowi," balas Dedy Nur Palakka.
Ia juga mengungkap bila kata 'Mulyono' yang sering ditemukan di media sosial
tak mempan untuk melupakan Jokowi.
"Itu yang bikin Said Didu dkk agak susah tidur, karena masih ada nama
Jokowi, tidak heran mereka selalu menggunakan nama Mulyono agar rakyat lupa
dengan Jokowi. Eh, bukannya lupa rakyat malah semakin bersemangat, karena
Jokowi Jr sudah nongkrong di Istana Wakil Presiden sebagai Wapresnya
langsung. Emejing ngga tuh Didu fakta sederhana itu," pungkasnya.
Pernyataan politisi PSI menuai beragam komentar dari netizen.
"Ucapan Jokowi ini menunjukkan bhwa beliau bukan negarawan sejati. Tidak
etis bicara suksesi saat periode ini seumuran jagung," cuit @Pa**a**nurun.
Saking powerfullnya pernyataan Jokowi sebagai mantan Presiden RI ke 7, mereka benar-benar kelimpungan.
— Dedy Nur (@DedynurPalakka) September 22, 2025
Padahal siapa saja boleh bikin pernyataan secara terbuka, soal apakah itu terjadi atau tidak itu menjadi urusan waktu di masa depan.
Bisakah sekelas @msaid_didu agak santai… https://t.co/bNNizdQ6wc
"Bagi Didu cs, jangankan bicara, Pak Jokowi diam pun tetaplah jadi santapan
sehari hari," bela @adisan90.
·
"Abaikan saja si ngibul Said Didu. Dia sudah bukan siapa-siapa lagi," sindir
@b**s24*.
"Analisa saya, Jokowi memainkan praktek mendukung Prabowo yang tujuan
sebenarnya adalah agar Gibran tidak dimakzulkan dari wapres," kata
@F**z*n15.
Sumber:
suara
Foto: Presiden ke-7 Jokowi saat ditemui. (Suara.com/Ari Welianto)
Artikel Terkait
Waka BGN Nanik Deyang: Mau Punya Jenderal Sekalipun, Dapur MBG Nakal Akan Ditutup!
Pansus DPRA Ungkap Tambang Ilegal Setor Rp 350 M per Tahun ke Penegak Hukum
Jokowi Tirukan Gerakan Prabowo Hentak Podium saat Pidato di PBB: Sangat Bagus
Pansus DPRA Ungkap Tambang Ilegal Setor Rp 350 M per Tahun ke Aparat untuk Uang Keamanan