Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebelumnya telah mengumumkan rencananya
untuk menjadikan program Keluarga Berencana (KB) vasektomi sebagai syarat
utama untuk menerima bantuan sosial (bansos) dan beasiswa pendidikan.
Rencana tersebut tentu menjadi kontroversial dan banyak pihak yang
menentangnya. Namun, baru-baru ini Dedi Mulyadi berdialog dengan seorang
ayah yang memiliki 11 anak di Majalengka, Jawa Barat.
Dalam cuplikan video yang dibagikan ulang oleh akun Instagram @lambegosiip,
terekam seorang pria tengah menggendong seorang anak kecil dan berdiri di
depan rumahnya bersama Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi tampaknya menanyakan profesi bapak tersebut. Menurut
penelusuran, lelaki itu diduga menganggur dan meminta anak-anaknya untuk
berjualan. Oleh karena itu, Dedi Mulyadi diduga memberikan saran pekerjaan
lain yang dapat dilakukan oleh bapak tersebut, seperti mengajar.
"Kenapa nggak ngajar aja? Buka dong, kelas anak-anak untuk belajar baca
tulis, kursus," tanya Dedi Mulyadi.
Namun, bapak-bapak tersebut menjawab bahwa ia kesulitan dalam membayar biaya
sewa tempat ika ingin mengajar.
"Sewa tempatnya, pak," jawabnya.
Mendengar hambatan tersebut, Dedi Mulyadi siap memberikannya modal berupa
tempat untuk mengajar. Namun, ia memberikan syarat khusus jika keinginannya
dipenuhi, yaitu melakukan KB vasektomi.
"Saya sewain tempat. Serius, tapi bapak mau KB," balas Dedi Mulyadi.
Celetukan Dedi Mulyadi dianggap guyonan oleh bapak tersebut. Ia sontak
tertawa. Namun, Dedi Mulyadi menilai jika ia harus membuat rencananya
berhasil.
"Ya kan aku harus berhasil membawa misi," sambung Dedi Mulyadi.
Melihat keseriusan Dedi, bapak itu pun meminta waktu untuk mengobrol lebih
lanjut dengannya perihal KB.
"Nanti ngobrol, pak," jawabnya.
Dedi Mulyadi pun menyanggupi. Ia menambahkan bahwa dirinya akan menyediakan
tempat dan bahkan memberikan gaji kepada bapak tersebut untuk mengajar
anak-anak di Majalengka yang tak memiliki kesempatan untuk belajar.
"Iya, nanti ngobrol. Boleh, nomornya udah ada, kok. Saya siapin tempat untuk
bapak buat ngajar anak-anak Majalengka, terutama anak-anak yang tidak sempat
sekolah. Bapak ajarin baca tulis, aku gaji tiap bulan," jelas Dedi Mulyadi.
Tetapi, bapak 11 anak itu menolak gaji yang ditawarkan Dedi Mulyadi dengan
dalih bahwa dirinya ingin menjadi entrepreneur atau wirausahawan.
"Nggak usah digaji, pak. Kan entrepreneur, pak," tolaknya.
Meski mengerti dengan maksud dari lelaki tersebut, Dedi Mulyadi lantas
memikirkan kebutuhan rumah tangga kepala keluarga dengan 11 anak itu. Jika
tak ada uang, maka bagaimana bisa ia membeli beras untuk keluarganya.
"Iya, tapi daripada di rumah nggak ada beras? Atau aku bayar pakai beras?"
tawar Dedi Mulyadi.
Penawaran itu kembali ditolak. Lelaki itu kemudian mengungkapkan
keinginannya untuk bisa mencetak buku yang dapat didistribusikan ke seluruh
Indonesia.
"No, no. Pengen bikin buku cetak dan dijual di seluruh Indonesia," tolak
lelaki itu lagi.
Dedi Mulyadi lalu menyanggupi permintaan tersebut. Ia mengatakan akan
membantu mencetak buku yang dimaksud.
"Oke, aku yang cetakin buku," sahut Dedi Mulyadi.
Teringat dengan syarat utama yang diberikan Dedi Mulyadi, bapak tersebut
kemudian menyinggung soal KB kembali. Ia tampak keberatan jika harus
melakukan vasektomi demi mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.
"Asal KB? Nanti ngobrol dulu, pak," balasnya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menilai jika bantuan sosial yang diberikan oleh
negara selama ini cenderung menumpuk pada keluarga yang sama, yang
seringkali memiliki banyak anak tanpa perencanaan yang matang.
Dedi Mulyadi juga mengungkapkan kegelisahannya terhadap fenomena keluarga
miskin yang terus memiliki anak dalam jumlah besar.
Menurut Dedi Mulyadi, kebijakan vasektomi ini bisa menjadi jalan keluar,
mengingat saat ini keluarga tidak mampu banyak yang melahirkan dengan cara
operasi sesar, yang tentu saja membutuhkan banyak biaya.
Unggahan itu pun menuai beragam komentar dari pengguna media sosial lainnya.
Tak sedikit warganet yang menyoroti respons bapak 11 anak itu ketika diminta
untuk KB oleh Dedi Mulyadi.
"Kasihan istri pak, hamil lahiran hamil lahiran mulu. Kasihan perutnya nggak
istirahat, kesehatan mental istri dan anak-anakmu yang 11 itu pak. Masa mau
nunggu dikasih beras sama orang. Gimana sih pemikirannya, dibantu malah
kayak ogah-ogahan," komentar @mina_******
"Nggak usah dibantu, pak! Tapi kok kasihan ya anaknya. Dibantu kok ya dia
bereproduksi terus. Nambah beban juga," tambah @norita*****
"Kalau paham agama, ya bapak berusaha kerja keras untuk menghidupi anak
istri, bukannya nganggur. Kasihan loh pak istrinya, mengandung, melahirkan,
mengurus anak itu bukan hal yang mudah," sahut @fir*******
"Anak sebelas. Disuruh KB masih mikir... yaelah, jangan mewariskan
kemiskinan ke anak lu pak," sambung @e_****
"Menurut saya, jangan dibantu pak. Beliau sepenuhnya sadar atas keputusannya
berkembang biak. Alihkan bantuan kepada yang benar-benar bisa dan mau
diarahkan," tulis @alv***
Sumber:
suara
Foto: Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi. ANTARA FOTO/Muhammad
Iqbal/YU
Artikel Terkait
Tulah Kembali Turun: Usai Kebakaran Dahsyat dan Badai Pasir, Kini Israel Diterjang Banjir Besar
Prabowo Heran Ijazah Jokowi Dipertanyakan, Dokter Tifa: Kalau Riwayat Hidup Bapak Jelas
Sewa Jet Pribadi KPU Dilaporkan ke KPK, Diduga Ada Mark Up
Sah, Luna Maya dan Maxime Bouttier Resmi Menikah