Efriza melihat, momentum kegagalan Prabowo mendamaikan Ukraina dan Rusia bisa menjadi kelemahan, dan malah memperkuat lawan politiknya yaitu capres PDIP, Ganjar Pranowo.
"Cara itu dianggap strategi terbaik, menghentikan kekecewaan PDIP, yang juga akan membuat publik memberikan persepsi negatif kepada pemerintah," tuturnya.
Lebih lanjut, Efriza menduga Jokowi juga tengah memperkuat barisan pendukungnya untuk memenangkan Prabowo, dan melawan PDIP.
Sehingga, di mata publik, mantan Walikota Solo itu menunjukkan sikap seolah kecewa dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu. Padahal di balik fakta permukaan ada maksud yang lain.
"Jokowi merapikan barisan menteri-menterinya kembali," demikian Efriza.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah yang Terungkap
KPK Selidiki Aliran Dana Iklan BJB: Aura Kasih Diperiksa Terkait Ridwan Kamil
Eks Menteri ESDM Sudirman Said Diperiksa Kejagung Kasus Korupsi Minyak Mentah Petral
Hashim Bantah Tegas: Prabowo Tidak Punya Lahan Sawit di Sumatera, Ini Faktanya