Kritik Tajam Beathor Suryadi Soal Polemik Ijazah Jokowi: Tuduhan 20 Tahun Dokumen Palsu
Politikus PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, kembali melontarkan kritik keras terkait polemik ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi. Dalam pernyataannya yang beredar, Beathor menilai konferensi pers Prof. Dr. Asrul Sani mengenai keaslian ijazah sang akademisi telah membuktikan bahwa isu keraguan terhadap dokumen pendidikan Jokowi semakin terbuka.
Seruan Transparansi dan Tuduhan Dokumen Palsu
Beathor menilai langkah Asrul Sani yang memperlihatkan dokumen akademiknya sebagai bentuk keterbukaan informasi publik yang seharusnya juga dilakukan oleh Jokowi. Menurutnya, tindakan tersebut mencerdaskan bangsa karena memberi contoh transparansi pejabat negara.
"Dengan tampilnya konferensi pers Prof. Dr. Asrul Sani kemarin sore membuktikan bahwa selama 20 tahun ijazah Jokowi yang tersembunyi itu adalah palsu. Ini meyakinkan rakyat Indonesia," ujar Beathor dalam pernyataannya, Selasa (18/11/2025).
Beathor juga melayangkan tuduhan serius terhadap mantan presiden tersebut. Ia mengklaim bahwa selama dua dekade, dokumen pendidikan Jokowi dipakai untuk menjalankan jabatan publik padahal palsu.
Tudingan terhadap KPU dan Kerusakan Lembaga Negara
Ia bahkan menuding ada pihak tertentu di KPU dan KPUD yang menghilangkan dokumen-dokumen terkait data Jokowi saat pencalonan di tingkat daerah.
Beathor menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang merusak tatanan lembaga negara, mulai dari kepolisian hingga institusi militer, serta menuduh adanya praktik jual beli jabatan.
"Akibat kepemimpinan Jokowi, semua menjadi rusak. Semua jabatan ini dan itu menjadi ga benar, semua sudah dibayar," kata Beathor.
Artikel Terkait
Perbandingan Langkah Jokowi vs Arsul Sani Atasi Kontroversi Ijazah: Analisis Lengkap
Hakim Diminta Hadirkan Paksa Jokowi di Sidang Ijazah Palsu: Terbaru 2025
KPK Dituding Tebang Pilih: Bobby Nasution Tak Diproses Kasus Suap Sumut Meski Diperintahkan Hakim
Dokter Tifa Sebut Jokowi Stres Akibat Kasus Ijazah Palsu, Anjurkan Berobat ke Luar Negeri