Analisis Penolakan Kader Gerindra Terhadap Budi Arie Setiadi
Penolakan dari sejumlah kader Partai Gerindra terhadap rencana bergabungnya Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, dinilai sebagai sikap yang wajar dalam dinamika internal partai. Sebagian kader menilai kehadiran Budi Arie justru berpotensi membawa dampak negatif dan kerugian bagi partai.
Pandangan Pakar Komunikasi Politik
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, mengungkapkan bahwa penolakan yang muncul dari sayap partai Gerindra, Tidar (Tunas Indonesia Raya), dan sejumlah DPC Gerindra dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap citra partai.
"Tidar dan DPC tidak ingin Gerindra tertular negatif bila Budi Arie bergabung. Bagi Tidar dan DPC, Budi Arie lebih banyak negatifnya bila bergabung ke Gerindra," ujar Jamiluddin dalam pernyataannya.
Kekhawatiran Eksploitasi Partai
Ragam motif yang diduga melatarbelakangi keinginan Budi Arie untuk merapat ke Gerindra dinilai harus disikapi dengan kehati-hatian oleh elite partai. Jamiluddin menegaskan bahwa partai tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau politik individu.
Artikel Terkait
Prof Denny Indrayana Jadi Kuasa Hukum Roy Suryo, Bongkar Kasus Ijazah Jokowi
MK Pangkas Masa Kepemilikan Tanah Investor di IKN, Total Hak Guna Usaha Turun dari 190 Jadi 95 Tahun
Soenarko Sebut Kasus Makar 2019 Rekayasa, Tak Pusingkan Wacana Abolisi
Kronologi Kematian Bripda Ariq: Tewas Diduga Dianiaya Senior di Barak Polda Jabar