Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang beroperasi penuh sejak Oktober 2023 mencatatkan biaya investasi fantastis sebesar 7,27 miliar Dolar AS atau setara Rp118,37 triliun. Angka ini sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar Dolar AS.
Managing Director PEPS Anthony Budiahan mengungkapkan kejanggalan biaya pembangunan. "China hanya menghabiskan 17-30 juta Dolar AS per km, sedangkan Indonesia harus mengeluarkan 41,96 juta Dolar AS per km," jelasnya.
Perbandingan harga ini menguatkan dugaan praktik penggelembungan biaya (markup) dalam proyek strategis nasional tersebut.
Dampak Kerugian dan Investigasi KPK
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Whoosh menanggung beban berat akibat pembayaran utang plus bunga ke pihak China. Laporan keuangan menunjukkan PT PSBI sebagai pemegang saham mayoritas di KCIC mencatat kerugian Rp4,195 triliun pada 2024 dan Rp1,625 triliun pada semester I-2025.
KPK telah melakukan penyelidikan terhadap dugaan korupsi proyek Whoosh sejak awal 2025. Masyarakat menantikan proses hukum yang transparan dan berkeadilan dalam mengungkap kasus yang melibatkan proyek infrastruktur senilai triliunan rupiah ini.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
BTN Salurkan KPR FLPP Rp186,58 Triliun Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo
Pemulihan Manufaktur Inggris Oktober 2025: PMI Melonjak Didorong Jaguar Land Rover
Kisah Transformasi SBY: Bangkit dari 2 Tahun Cikeas Gelap Pasca Ditinggal Ani Yudhoyono
Longsor Salju Nepal Tewaskan 7 Pendaki Internasional di Base Camp Yalung Ri