Strategi Prabowo: Purbaya Yudhi Sadewa Sebagai "Agen Perubahan" di Kementerian Keuangan
Penempatan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai strategi politik berlapis. Langkah ini tidak hanya tentang pengelolaan fiskal dan anggaran negara, tetapi juga dianggap sebagai alat untuk menata ulang warisan politik dan ekonomi era Joko Widodo (Jokowi).
Misi Disiplin Fiskal dan Kritik Halus Terhadap Proyek Era Jokowi
Amir Hamzah, pengamat intelijen dan geopolitik, menilai posisi Purbaya bukan sekadar hasil kompromi politik. Ini adalah langkah terukur Prabowo untuk mendisiplinkan warisan kebijakan lama yang dinilai membebani keuangan negara, terutama proyek-proyek mercusuar simbol pemerintahan Jokowi.
Sinyal kuat terlihat dari pernyataan tegas Purbaya yang melarang penggunaan APBN untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB). Langkah ini diinterpretasikan sebagai upaya Prabowo mengambil jarak dari kebijakan ekonomi Jokowi yang sarat intervensi politik.
“Purbaya sedang menjalankan misi Presiden Prabowo untuk menertibkan dan mengembalikan fungsi APBN sebagai alat pembangunan yang berpihak pada rakyat, bukan untuk menutup kesalahan masa lalu,” ujar Amir Hamzah.
Pukulan Politik terhadap Jokowi dan Luhut
Menurut Amir, pernyataan Purbaya merupakan pukulan politik tidak langsung kepada dua figur kuat era Jokowi: Luhut Binsar Pandjaitan dan Jokowi sendiri, yang menjadi motor utama proyek kereta cepat dengan beban utang triliunan rupiah.
“Ini cara Prabowo menggebuk Jokowi dan Geng Solo dengan halus tapi efektif. Tidak frontal di panggung politik, tetapi melalui kebijakan ekonomi dan disiplin fiskal,” lanjut Amir.
Membongkar Mitos "Jokowi Effect" dengan Data
Purbaya kembali menjadi sorotan ketika mempresentasikan data bahwa tingkat kesejahteraan rakyat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih tinggi dibandingkan era Jokowi. Amir menyebut langkah ini berani dan strategis.
“Purbaya berbicara dengan basis data, bukan opini. Ia sedang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi di era Jokowi tidak sekuat narasi politik yang dibangun saat itu,” ujarnya.
Data ini menjadi pembuka bagi Prabowo untuk menegaskan arah ekonomi baru yang lebih berbasis produksi dan kesejahteraan rakyat, bukan sekadar infrastruktur besar yang minim dampak langsung.
Artikel Terkait
Prabowo Gelar Rapat Tengah Malam, Mensesneg Beberkan Hasil yang Mengecewakan
Prabowo Terbang ke Mesir Malam Ini, Hadiri KTT Darurat untuk Perdamaian Gaza
Menpora vs Ketum PSSI: Siapa yang Sebenarnya Bertanggung Jawab?
Mendesak! Menpora Diminta Copot Ketum PSSI Gara-gara Gagal Piala Dunia