Mengintip Garis Keturunan Prabowo Subianto dari Sultan HB I dan Sultan Agung Mataram

- Minggu, 28 September 2025 | 13:55 WIB
Mengintip Garis Keturunan Prabowo Subianto dari Sultan HB I dan Sultan Agung Mataram


Presiden Prabowo Subianto sering dikaitkan dengan latar belakang keluarga yang kaya akan sejarah dan darah biru. Prabowo bukan hanya dikenal sebagai tokoh militer dan politikus, tetapi juga sebagai keturunan ningrat dari kerajaan Mataram Islam.

Silsilah keluarga Prabowo menelusuri akar hingga ke Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja legendaris Kesultanan Mataram yang memerintah pada abad ke-17.

Prabowo juga memiliki hubungan darah dengan para sultan Yogyakarta, termasuk Sri Sultan Hamengku Buwono I dan HB II.

Sultan Agung, yang lahir pada 1593 dan wafat pada 1645, adalah salah satu raja terbesar dalam sejarah Jawa. Ia memimpin Mataram menjadi kerajaan terkuat di Nusantara, dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Madura.

Di bawah pemerintahannya, Mataram berhasil menaklukkan berbagai kerajaan kecil dan menentang pengaruh VOC Belanda. Sultan Agung juga dikenal sebagai budayawan yang mengintegrasikan kalender Jawa dengan Islam.

Sultan Agung ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasanya dalam perjuangan melawan kolonialisme.

Prabowo sendiri disebut sebagai keturunan ke-8 dari trah Sultan Agung.

Garis keturunan Prabowo dimulai dari Sultan Agung, kemudian turun ke Raden Adipati Mangkuprojo, Raden Tumenggung Indrajik Kartonegoro, Raden Tumenggung Kertanegara (juga dikenal sebagai Raden Banyak Wide, panglima Pangeran Diponegoro), dan Raden Kartoatmojo.

Raden Kartoatmojo kemudian menikah dengan Raden Ayu (RA) Djojoatmojo, seorang bangsawan dari Kesultanan Yogyakarta yang merupakan keturunan ke-4 dari Sultan HB I.

Hubungan dengan Kesultanan Yogyakarta semakin kuat melalui pernikahan ini. Sultan HB I adalah pendiri Keraton Yogyakarta yang memerintah pada 1755-1792.

Ia adalah penerus semangat Mataram setelah pembagian wilayah pasca-Perjanjian Giyanti.

Dari pernikahan Raden Kartoatmojo dan RA Djojoatmojo, lahir Raden Tumenggung Mangkuprojo, yang kemudian menjadi ayah dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo.

Margono adalah kakek Prabowo, seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia modern. Ia adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada 1946 dan salah satu pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama Soekarno.

Margono wafat pada 1978, meninggalkan warisan ekonomi dan politik yang kuat. Selanjutnya, Margono memiliki anak bernama Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, ayah kandung Prabowo.

Sumitro adalah ekonom terkemuka yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Industri, serta Menteri Riset di era Orde Lama dan Orde Baru.

Sosok Sumitro juga berjasa sebagai pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan pelopor program industrialisasi nasional.

Sumitro menikah dengan Dora Marie Sigar, yang memiliki akar keturunan Belanda dan Tionghoa, sehingga menambahkan dimensi multikultural pada silsilah keluarga Prabowo.

Pasangan ini memiliki empat anak, yaitu Biantiningsih Miderawati Djiwandono, Marjani Ekowati Le Maistre, Prabowo Subianto, dan Hashim Djojohadikusumo.

Nama "Subianto" sendiri diambil dari nama paman Prabowo, Kapten Soebianto Djojohadikusumo, yang gugur dalam Pertempuran Laut Jawa pada Perang Dunia II, sebagai bentuk penghormatan.

Koneksi Prabowo dengan Sultan HB II muncul melalui trah yang lebih spesifik. Beberapa sumber menyebut Prabowo memiliki garis keturunan dari HB II melalui BPH Martosono, putra kesembilan HB II, yang menjadi kakek buyut Margono Djojohadikusumo.

HB II memerintah Yogyakarta pada 1792-1810 dan 1826-1828, dikenal sebagai sultan yang gigih melawan penjajah Belanda.

Keluarga Keraton Yogyakarta sendiri mengakui fakta ini, dengan Romo Aning (RM Kukuh Hertaning), pengageng kebudayaan Keraton, menyatakan bahwa Prabowo memang bagian dari trah HB II.

Silsilah Prabowo tidak hanya mencerminkan warisan ningrat, tetapi juga kontribusi keluarganya terhadap Indonesia. Dari perjuangan melawan kolonialisme hingga pembangunan ekonomi modern, trah ini terus berlanjut.

Prabowo sendiri sering menziarahi makam leluhur, seperti makam raja-raja Mataram di Imogiri, sebagai bentuk penghormatan.

Dengan latar belakang keluarga ini, Prabowo Subianto tidak hanya mewarisi darah biru, tetapi juga tanggung jawab untuk melanjutkan semangat perjuangan leluhur.

Sumber: suara
Foto: Presiden Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Komentar