Sastrawan Kritik Prabowo di PBB: Bicara Perdamaian Dunia Tapi Polisi Suka Tangkapi Orang Tak Bersalah!

- Selasa, 23 September 2025 | 15:25 WIB
Sastrawan Kritik Prabowo di PBB: Bicara Perdamaian Dunia Tapi Polisi Suka Tangkapi Orang Tak Bersalah!




GELORA.ME - Pidato Presiden Prabowo Subianto di Markas Besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menuai sorotan publik di Tanah Air. 


Dalam pidatonya, Prabowo ikut menggaungkan perdamaian dunia, termasuk konflik Palestina-Israel.


Namun, gaung perdamaian yang disampaikan Prabowo di hadapan perwakilan negara-negara di PBB justru menuai kritik. 


Salah satunya disampaikan oleh Sastrawan Okky Madasari lewat akun X pribadinya, @okkymadasari pada Selasa (23/9/2025).


Penulis sekaligus Sosiolog itu mengkritik adanya penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap orang-orang yang diduga terlibat dalam demonstrasi rusuh pada Agustus 2025 lalu. 


Menurutnya, operasi penangkapan itu masih terjadi di tengah lawatan Presiden Prabowo ke PBB.


"Gila! Presidennya mau tampil di panggung global bicara tentang perdamaian dunia, tapi di kabupaten polisi-polisi terus nangkapin orang yg gak bersalah," cuit Okky dikutip pada Selasa.


Okky menyebut, pelajar SMA juga menjadi sasaran dari operasi penangkapan polisi. Pendiri Omong-Omong Media itu menyebut pelajar yang ditangkap polisi adalah seorang penulis.


"Dan kali ini, pelajar SMA penulis @omongomongcom yang ditangkap!" cuitnya.


Sontak cuitan Okky Madasari yang mengkritik tindakan polisi terkait operasi penangkapan orang di sejumlah daerah menuai atensi dari kalangan netizen. 


Bahkan, muncul spekulasi jika pelajar SMA yang dikabarkan ikut ditangkap polisi adalah berinisial FZ, pegiat literasi di Kediri, Jawa Timur.


"Mengutuk keras penangkapan pegiat literasi FZ," kecam salah satu netizen.


"Viralkan!" seru yang lain.


"Serukan! Sampai terdengar!" timpal netizen lainnya.


👇👇



Pidato Lengkap Prabowo Saat KTT Palestina di PBB




Berikut pidato lengkap Prabowo.


His Excellency, President Emmanuel Macron, President of the French Republic, and His Highness Prince Faisal Bin Farhan Al-Saud, Foreign Minister of the Kingdom of Saudi Arabia, as the co-chairs of this distinguished meeting, welcome everyone.


Co-chairs, excellencies, and distinguished representatives of the United Nations, I wish to extend our deepest appreciation and highest regards to the governments of France and the Kingdom of Saudi Arabia for their leadership in convening this important deliberation.


It is with a heavy heart that we recall the ongoing, unbearable tragedy in Gaza. Thousands of innocent lives, many of them women and children, have been killed, famine looms. Human catastrophe is unfolding with our eyes. We condemn all acts of violence against innocent civilians.


Therefore, it is today with dignity that we gather to take our historical responsibility. This responsibility speaks not only to the fate of Palestine, but also to the future of Israel, and also to the very credibility of the United Nations.


We condemn all violence against innocent civilians. Therefore, Indonesia once again reiterates its commitment to the two-state solution to the Palestine problem. Only this two-state solution will lead to peace.


We must guarantee statehood for Palestine, but Indonesia also declares that once Israel recognizes the independence and statehood of Palestine, Indonesia will immediately recognize the State of Israel and we will support all guarantees for the security of Israel.


The New York declaration has provided a peaceful and just pathway towards peace. Statehood must mean peace. Recognition must mean a real chance towards lasting peace. It must be a real peace for all sides, for all parties.


Distinguished excellencies, we commend the leading states of the world that have taken this principled step. France, Canada, Australia, the United Kingdom, Portugal, and many other leading countries of the world have taken a step on the right side of history.


The recognition of the State of Palestine is the right step on the right side of history. To those who have yet to act, we say, history does not stand still.


We must recognize Palestine now. We must stop the humanitarian catastrophe in Gaza. Ending the war must be our utmost priority. We must overcome hatred, fear, and we must overcome suspicion. We must achieve the peace that is necessary for the human family.


We are ready to take our part in this journey towards peace. We are willing to provide peacekeeping forces.


Thank you very much. Peace, peace now. Peace immediately. We need peace.


Thank you very much.



Terjemahan:


Yang Terhormat, Presiden Emmanuel Macron, Presiden Republik Perancis, dan Yang Mulia Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud, Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, selaku ketua bersama dalam pertemuan terhormat ini, menyambut semua pihak.


Ketua bersama, Yang Mulia, dan perwakilan terhormat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya ingin menyampaikan penghargaan yang mendalam dan penghormatan setinggi-tingginya kepada pemerintah Perancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan mereka dalam menyelenggarakan pertemuan penting ini.


Dengan hati yang berat, kami mengenang tragedi yang berlangsung dan tak tertahankan di Gaza. Ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya wanita dan anak-anak, telah terenggut, kelaparan mengancam. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.


Oleh karena itu, hari ini dengan penuh martabat, kami berkumpul untuk menjalankan tanggung jawab historis kami. Tanggung jawab ini tidak hanya berbicara tentang nasib Palestina, tetapi juga tentang masa depan Israel, serta kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa itu sendiri.


Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan komitmennya pada solusi dua negara untuk masalah Palestina. Hanya solusi dua negara ini yang akan membawa perdamaian.


Kita harus menjamin kemerdekaan Palestina, namun Indonesia juga menyatakan bahwa begitu Israel mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan mendukung segala bentuk jaminan bagi keamanan Israel.


Deklarasi New York telah memberikan jalur yang damai dan adil menuju perdamaian. Kemerdekaan harus berarti perdamaian. Pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Itu harus menjadi perdamaian yang nyata bagi semua pihak.


Yang Mulia, kami mengapresiasi negara-negara terkemuka di dunia yang telah mengambil langkah berprinsip ini. Perancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka lainnya telah mengambil langkah yang benar dalam sejarah.


Pengakuan terhadap Negara Palestina adalah langkah yang benar di pihak yang benar dalam sejarah. Kepada mereka yang belum bertindak, kami katakan, sejarah tidak akan pernah berhenti.


Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, dan kecurigaan. Kita harus mencapai perdamaian yang sangat diperlukan bagi umat manusia.


Kami siap untuk mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan pemelihara perdamaian.


Terima kasih banyak. Perdamaian, perdamaian sekarang. Perdamaian segera. Kita butuh perdamaian.

Terima kasih banyak.


Sumber: Suara

Komentar