[UPDATE] Fakta-Fakta Yang Akhirnya Terbongkar di Balik Liputan Desa KKN dan Pak Kasmudjo

- Senin, 07 Juli 2025 | 13:25 WIB
[UPDATE] Fakta-Fakta Yang Akhirnya Terbongkar di Balik Liputan Desa KKN dan Pak Kasmudjo


[UPDATE] Fakta-Fakta Yang Akhirnya 'Terbongkar' di Balik Liputan Desa KKN dan Pak Kasmudjo


Oleh: KRMT Roy Suryo

Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen


Akhirnya KompasTV menayangkan (baca: mengkoreksi atau merevisi) Liputan terbarunya soal Pak Kasmudjo dan Desa KKN JkW setelah sempat membuat tayangan sebelumnya sekitar dua minggu lalu yang berjudul "Live - Eksklusif! Penelusuran Desa KKN JkW | Dipo Investigasi" yang bisa dilihat sampai sekarang di YouTube melalui link www.youtube.com/live/3LDzEUnbsqA dengan total durasi 59-menit 30-detik.


Koreksi alias Revisi Tayangan Investigasi episode ke-31 (tiga puluh satu) program Investigasi yang dibawakan oleh Presenter sekaligus Produser Lapangan Dipo Nurbahagia (DNB) tersebut, meski sedikit terlambat dan harus melalui mostly komentar tajam di tayangan sebelumnya, bahkan banyak yang mengkritisi dengan kalimat "liputan sandiwara alias sinetron", tetap harus diapresiasi karena akhirnya tayang juga.


Bagaimana tidak? Karena di tayangan sebelumnya, meski sudah berusaha dijelaskan oleh DNB, kemunculan yang katanya "tanpa dirancang sejak awal dari Jakarta (?)", sosok seseorang bernama Sukarno selaku Anak dari Alm pak Jenthu (Kepala desa Ketoyan sebelumnya) terasa agak aneh dan istimewa, karena dia mengaku "maha tahu dan masih sangat hafal" dengan peristiwa tahun 1985 (bukan tahun 1983, sebagaimana penjelasan tegas Dirtipidum Bareskrim saat Konpres 22/05/2025 kemarin).


Apalagi Sukarno ini bisa menjelaskan dengan sangat detail peristiwa "jatuhnya Lampu Petromax (jenis lampu yang menyalanya masih menggunakan minyak tanah dan spiritus)" di meja rumah lamanya (?), sekaligus bisa mendeskripsikan dengan detail sikap "ketakutan" JkW bahkan sampai memperagakan posisi kedua tangan diangkat.


Kejadian (jatuhnya Lampu Petromax ?) ini sebenarnya cukup aneh bila tidak terjadi tragedi lebih besar (baca: kebakaran) saat tersebut, mengingat Lampu jenis tersebut menyala menggunakan tekanan Api di Sarung Lampunya dan saat jatuh besar kemungkinan minyak tanahnya langsung tumpah dan tersebar kemana-mana.


Selain tidak sinkron dengan penjelasan pak Muhuri yang konon sempat mengantarkan "lelaki tinggi dan gondrong" menggunakan Vespa sejauh sekitar 51,6 km (durasi waktu lebih dari 4 jam, bila menggunakan jalur Jalan raya Karanggede - Gemolong dan Jl. Solo - Purwodadi saat itu) membeli Gitar Elektrik di desa yang di tahun 1985 masih belum dialiri listrik tersebut (?), sosok Sukarno ini secara nurul akal waras dan sehat, sulit dipercaya kebenaran keterangannya.


Apalagi tidak lama setelah tayangan tersebut dibuat, sosok Sukarno ini "tercyduk" tertangkap kamera liputan media yang selalu standby di Rumah JkW di Jl Kutai Utara Sumber Solo, bersama beberapa orang mau (sowan) Jkw disana, sungguh Terwelu.


Langsung Netizen kompak berkomentar "... pantas dia TerMul, bisa bercerita dengan sangat detail soal "tragedi Lampu Petromax" yang membagongkan didesa tanpa listrik yang mau ada pentas pakai Gitar Listrik itu ..." ha ha ha, konyol.


Kembali kepada Tayangan koreksi atau revisi tersebut, kali ini DNB memberi judul "Eksklusif! Fakta dibalik Penelusuran Desa KKN JkW di desa Ketoyan | Sini Gue Kasih Tau". 


Halaman:

Komentar