Segmen Jasa Keuangan
Segmen ini menunjukkan performa yang positif dengan menyumbang laba bersih Rp6,7 triliun, tumbuh 8 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen yang memiliki nilai portofolio pembiayaan yang meningkat.
Segmen Alat Berat dan Pertambangan
Bisnis yang dijalankan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) ini mencatatkan penurunan signifikan. Laba bersih segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi anjlok 26 persen menjadi Rp7 triliun. Kondisi ini merupakan imbas langsung dari menurunnya bisnis batu bara, meskipun sebagian diimbangi oleh kinerja bisnis pertambangan emas.
Kondisi Keuangan dan Rencana Corporate Action
Secara keseluruhan, Astra membukukan pendapatan bersih sebesar Rp243,6 triliun pada periode Januari-September 2025, turun sekitar 1 persen secara tahunan. Di tengah kondisi tersebut, kesehatan likuiditas perusahaan justru membaik dengan kas bersih yang mencapai Rp13,4 triliun, meningkat dari posisi Rp8 triliun pada akhir 2024.
Sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham, Astra mengumumkan rencana pembelian kembali saham (share buyback). Perseroan telah menyiapkan dana maksimal Rp2 triliun untuk aksi korporasi ini, yang rencananya akan dijalankan dalam periode 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026.
Djony menegaskan, "Kami tetap fokus untuk menjaga disiplin keuangan dan keunggulan operasional, serta memanfaatkan kekuatan neraca keuangan kami untuk menangkap peluang pertumbuhan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham."
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya