Analisis Kinerja Astra (ASII) 9 Bulan 2025: Laba Rp24,5 Triliun dan Strategi Ke Depan
PT Astra International Tbk (ASII) berhasil mencatatkan kinerja yang stabil dalam laporan keuangan sembilan bulan pertama tahun 2025. Konglomerasi ternama ini membukukan laba bersih sebesar Rp24,5 triliun. Meski tampak solid, angka ini mengalami penurunan sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024, yang sebesar Rp25,8 triliun.
Pendorong dan Penghambat Kinerja Grup Astra
Kinerja keuangan Astra secara grup dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penurunan terutama disebabkan oleh harga batu bara yang lebih rendah. Namun, tekanan ini berhasil diimbangi sebagian oleh kontribusi yang kuat dari bisnis pertambangan emas, agribisnis, dan jasa keuangan. Sementara itu, segmen otomotif menunjukkan tren yang cenderung stabil.
Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, mengonfirmasi hal ini. "Laba grup selama sembilan bulan pertama tahun 2025 mengalami penurunan terutama disebabkan harga batu bara yang lebih rendah. Kontribusi yang solid dari bisnis-bisnis lainnya turut mendukung resiliensi kinerja grup," ujarnya. Djony juga memperkirakan bahwa kinerja tahun 2025 secara keseluruhan akan sejalan dengan tren saat ini.
Rincian Kinerja per Segmen Bisnis
Mari kita telusuri kontribusi masing-masing lini bisnis Astra:
Segmen Otomotif
Segmen andalan ini menyumbang laba bersih sebesar Rp8,8 triliun, mengalami kenaikan tipis 1 persen. Kinerja ini didorong oleh bisnis sepeda motor dan komponen. Di sisi lain, volume penjualan mobil mengalami penurunan seiring melemahnya pasar nasional. Penjualan mobil nasional turun 11 persen menjadi 526 ribu unit, dengan pangsa pasar Astra turun dari 56 persen menjadi 53 persen.
Artikel Terkait
IHSG Cetak All Time High di 8.275, OJK Beberkan Penyebab dan Prospek ke Depan
Lounge Eksklusif KDTN di Tol Trans Jawa Siap Beroperasi 2026, Ini Lokasinya
ARCI (Archi Indonesia) Raup Laba Rp 1,1 Triliun di Kuartal III 2025, Produksi Emas Naik 23%
Tarif Listrik November 2025 Tidak Naik: Fakta & Dampaknya