Kisah Bilqis Selama di Suku Anak Dalam
Berdasarkan penuturan Bilqis kepada ayahnya, selama berada di perkampungan Suku Anak Dalam, ia diperlakukan layaknya anak sendiri. Ketika ditanya tentang pengalamannya, Bilqis mengaku tidur bersama "bapak-bapak" dan makan mie seperti biasa. Ia juga bercerita tentang melihat banyak anjing di sekitar perkampungan tersebut.
Proses Hukum dan Sikap Keluarga
Meskipun mengalami trauma yang dalam, keluarga Bilqis telah memaafkan para pelaku penculikan. "Saya maafkan semua pelaku ini, cuman hukum harus tetap dijalani," tegas Dimas. Ia menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap empat tersangka kepada aparat penegak hukum.
Trauma Healing oleh Psikolog
Psikolog Klinik Puspaga Dinas PPA Kota Makassar, Muriskida Yusuf, telah melakukan trauma healing terhadap Bilqis. Dalam sesi pertemuan pertama, psikolog mengajak Bilqis bermain boneka dan menggambar untuk mengevaluasi kondisi psikologisnya.
Muriskida mengonfirmasi bahwa Bilqis sudah bisa diajak bermain, meskipun terdapat perubahan perilaku seperti yang diungkapkan orang tuanya. "Tapi belum bisa dinilai, masih bertahap, baru pertemuan pertama juga," ujarnya mengenai perubahan perilaku agresif yang ditunjukkan Bilqis.
Proses pemulihan psikologis Bilqis masih terus berlanjut dengan pendampingan dari tenaga profesional untuk membantu mengatasi trauma pasca penculikan yang dialaminya.
Artikel Terkait
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Motif Ketidaksukaan pada Kakak Kelas dan Pengaruh Konten Ekstrem
Kronologi Lengkap Atim Suhara Gugur Ditembak Maling Motor: Hansip Cakung yang Rela Berkorban
Bocah Bilqis Diculik di Makassar Ditemukan di Jambi, Terungkap Dijual Rp 3 Juta via Facebook
Briptu Yuli Setyabudi Diduga Gelapkan 12 Mobil Rental, Ini Kata Polda Sulteng