Peran Krusial Sufmi Dasco Ahmad: Penyeimbang Politik Pemerintahan Prabowo

- Kamis, 13 November 2025 | 14:50 WIB
Peran Krusial Sufmi Dasco Ahmad: Penyeimbang Politik Pemerintahan Prabowo

Berbeda dengan banyak politisi yang gemar pencitraan, Dasco justru memilih pendekatan yang lebih subtil. Ia bekerja melalui kanal-kanal non-publik, membangun konsensus, dan meredakan ketegangan sebelum eskalasi terjadi. Gaya kepemimpinan semacam ini mengingatkan pada teori dramaturgi Erving Goffman tentang optimalisasi "panggung belakang" dimana kerja-kerja substantif justru lebih efektif dilakukan tanpa sorotan publik.

Keberhasilan Dasco dalam menyelesaikan berbagai persoalan, seperti kasus dua guru dari SMA Negeri 1 Luwu Timur yang akhirnya mendapatkan rehabilitasi dari Presiden, menunjukkan bahwa pendekatannya membuahkan hasil nyata tanpa perlu publisitas berlebihan.

Implikasi bagi Stabilitas Pemerintahan Prabowo

Dalam pemerintahan yang memerlukan konsolidasi cepat dan dukungan politik yang solid, peran Dasco sebagai jembatan antara berbagai kepentingan menjadi semakin vital. Kemampuannya menjaga komunikasi antarpartai koalisi sekaligus memastikan fungsi konstitusional DPR tetap berjalan menjadikannya elemen penting dalam arsitektur politik nasional.

Pendekatan Dasco ini juga relevan dengan kondisi politik kontemporer dimana generasi muda mulai menunjukkan antipati terhadap politik yang gaduh dan pencitraan. Gaya politik yang lebih substansial dan berorientasi solusi seperti yang ditunjukkan Dasco bisa menjadi model alternatif dalam berpolitik.

Kesimpulan: Politik yang Menyejukkan

Sufmi Dasco Ahmad mewakili wajah politik Indonesia yang sering terlupakan: politik yang tidak selalu perlu berteriak untuk didengar, tidak selalu perlu tampil untuk diakui kontribusinya. Dalam konteks pemerintahan Prabowo Subianto, perannya sebagai penyeimbang dan perekat koalisi terbukti signifikan dalam menjaga stabilitas politik nasional.

Sebagai figur yang bekerja dalam kesenyapan namun berdampak nyata, Dasco menunjukkan bahwa dalam politik, terkadang kekuatan terbesar justru datang dari mereka yang mampu menjaga keseimbangan di tenging hiruk-pikuk kekuasaan.

Halaman:

Komentar