GELORA.ME - Klarifikasi Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana bantah permintaan air galon untuk mandi.
Isu ini mencuat setelah warganet menuding Menpar Widiyanti meminta air galon untuk mandi saat kunjungan kerja ke pelosok daerah.
Akibat kabar tersebut, Menpar Widiyanti sempat menonaktifkan kolom komentar di akun Instagram pribadinya.
Kini, ia akhirnya muncul ke publik untuk memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar.
Isu tersebut heboh setelah warganet menyebut Menpar Widiyanti meminta air galon untuk mandi saat kunjungan kerja di pelosok.
Hal ini membuat Menpar Widiyanti sempat membatasi kolom komentar di Instagram pribadinya.
Kini Widiyanti muncul ke publik dan membuat klarifikasi.
"Katanya Ibu ngerepotin saat kunjungan-kunjungan?" tanya Helmy Yahya dalam siniar Helmy Yahya Bicara pada Kamis (26/9/2025).
"Kata siapa, Mas?" tanya balik Menpar Widi.
"Nggak tahu saya, heboh di media sosial dari mana sumbernya," timpal Helmy Yahya.
"Dari mana merepotkan. Saya paling jarang merepotkan. Kalau dari booking hotel, biasanya kami lakukan sendiri, kan saya punya karyawan lama dari kantor," jelas Menpar Widi.
"Sendiri, maksudnya termasuk bayar sendiri juga?" tanya Helmy Yahya memperjelas.
Menteri kelahiran 8 Desember 1970 tersebut pun membenarkan.
"Terus gosip itu dari mana? Katanya dari ASN?" tanya Helmy Yahya mulai masuk dalam isu minta air galon untuk mandi.
"Saya kurang tahu ya, saya tidak berburuk sangka dengan ASN yang ada di Kementerian Pariwisata saya rasa mereka baik-baik saja."
"Kemungkinan di luar-luar saja sih yang membuat isu, mengarang cerita," ungkap Menpar terkaya di era Kabinet Merah Putih ini.
Lebih lanjut, Menpar Widi justru tak merasa isu tersebut menyerang dirinya.
Ia justru menyoroti isu tersebut mengarah pada kondisi air yang bersih masih diragukan oleh masyarakat.
"Kalau saya harus nginap di hotel karena acara pagi, saya juga menginap di hotel sekalian me-review. Semua hotel itu juga ada air bersih dong, Mas," serunya.
"Bagi saya isu itu bukan pada diri saya, karena saya melihat kalau ada isu harus mandi air galon, berarti hotel-hotel di Indonesia tidak ada air bersih dong?" lanjutnya.
"Nyatanya tidak begitu?" ucap Helmy Yahya mempertegas.
"Tidak begitu, Jadi itu mencoreng nama baik hotel-hotel di Indonesia. Jadi saya harus luruskan tidak ada saya harus mandi air galon, itu hanya karangan saja," sahut perempuan kelahiran Singapura tersebut.
Ia mengaku tak tersinggung atau marah dengan tudingan yang sempat menghebohkan publik ini.
"Kan itu udah jadi risiko jadi pejabat publik. Biasa itu kritikan, selama itu bukan dari kinerja saya. Saya rasa itu tidak perlu dipermasalahkan," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menpar Widiyanti pun menjelaskan tentang kabar kerap membatalkan acara kunjungan ke daerah secara mendadak.
Ia mengaku kunjungan kerja telah di-planning jauh-jauh hari, namun jika ada rapat kabinet atau undangan DPR terpaksa ia harus membatalkannya.
"Ibu katanya suka ngebatalin acara?" tanya Helmy lagi.
"Tidak pernah sih sebenarnya, kecuali saya dipanggil Presiden ke DPR, memang dalam Kementerian ini kita dipanggil secara mendadak."
"Kunjungan kerja daerah itu kita udah buat planning jauh-jauh hari, tapi ya apa boleh buat kalau H-1 dapat undangan kita harus batalkan. Kadang-kadang saat itu kita sudah di Bali harus take a flight karena besok paginya dipanggil," jelas Widi.
Gosip tentang air galon ini berawal dari media sosial @makassar.info, akun tersebut membagikan tudingan sikap Widiyanti Putri Wardhani yang kerap memberikan permintaan yang menyulitkan setiap kali akan melakukan kunjungan kerja.
Satu hal yang menjadi sorotan adalah saat meminta air galon dalam kunjungan ke Labuan Bajo.
Namun, bukan untuk diminum, melainkan untuk dipakai mandi
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Kronologi Ahmad Sahroni Ngumpet di Toilet saat Rumahnya Dijarah Massa, Kabur Lewat Atap
Terungkap! Sahroni Ngumpet di WC Selama 7 Jam Saat Rumahnya Dijarah, Lumuri Wajah dengan Tanah
Pengacara Ungkap Silfester Matutina Datangi Sejumlah Daerah, Termasuk Solo?
Didit Berkaca-kaca Saat Prabowo Pidato di PBB, Warganet Khawatir Ikut Terjun Politik