GELORA.ME - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di Indonesia telah menjadi salah satu inisiatif pemerintah yang terus disorot.
Bertujuan mulia untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak dan menekan angka stunting, program ini mengusung harapan besar.
Namun, pelaksanaannya di lapangan tidak lepas dari beragam tantangan dan evaluasi yang berkelanjutan.
Memahami Asal-Usul MBG: Dari Rakyat untuk Siswa
Program MBG bukanlah sekadar bantuan makanan biasa, melainkan sebuah investasi jangka panjang dalam kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dana untuk program MBG sebagian besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Anggaran MBG untuk tahun 2025 dialokasikan sebesar Rp71 triliun, dan diproyeksikan melonjak menjadi Rp335 triliun pada tahun 2026.
Dana ini tidak hanya bersumber dari pos pendidikan, tetapi juga mencakup alokasi dari fungsi kesehatan dan ekonomi, serta dana cadangan.
Ini berarti, secara esensial, dana MBG adalah kontribusi kolektif dari masyarakat—melalui pajak dan pendapatan negara lainnya—yang kemudian dikembalikan dalam bentuk gizi untuk generasi penerus bangsa.
Hal ini menjadi ramai pembahasan di media sosial. Melalui akun Instagram @pandemictalks yang mengutip akun @nufa_fauziah, guru ini menjawab pertanyaan polos muridnya asal muasal MBG ini diberikan kepada mereka.
Artikel Terkait
Prabowo Gelar Rapat Tengah Malam, Mensesneg Beberkan Hasil yang Mengecewakan
Prabowo Terbang ke Mesir Malam Ini, Hadiri KTT Darurat untuk Perdamaian Gaza
Menpora vs Ketum PSSI: Siapa yang Sebenarnya Bertanggung Jawab?
Mendesak! Menpora Diminta Copot Ketum PSSI Gara-gara Gagal Piala Dunia