Wakil Ketua Tim Pembela Ulama Aktivis (TPUA), Rizal Fadillah menanggapi santai perihal pelaporan terhadap dirinya terkait isu ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Rizal dalam podcast bersama Redaktur Khusus RMOL Saeful Zaman dengan tema "Rakyat Minta Ijazah Asli, Yang Datang Malah Laporan Polisi!! 4 Aktivis Dilaporkan ke Polisi!!" Tayang di RMOLTV pada Jumat 25 April 2025.
"Kalau soal langkah hukum itu tidak terlalu bermasalah, karena saya biasa ada di lapangan hukum kan begitu di ruang-ruang seperti itu," kata Rizal dikutip Sabtu, 26 April 2025.
Berkaca dari laporan ini, Rizal pun meminta Jokowi fair dengan diduga tidak menggunakan ormas atau relawan dalam membuat laporan.
"Cuman yang jadi masalah itu kita tunggu rangkaian dari Pak Jokowi mulai kuasa hukum pertama di Solo yang menyebut akan ambil langkah hukum, berikutnya Pak Jokowi datang temui lawyer di Menteng kemudian di situ dikemukakan konpres sebut 4 nama. Kita menduga Pak Jokowi yang akan melakukan pelaporan. kita senang-senang saja kan, ayolah kita adu bukti adu argumen dan sebagainya," beber Rizal.
"Tiba-tiba muncul dari ormas relawan Pemuda Patriot Nusantara kita lihat Pak Jokowi pakai tangan-tanganlah lagi, sehingga sikap gentle merosot," sesalnya.
Sebelumnya, Rizal Fadillah, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, dan dokter Tifauzia Tyassuma dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Laporan dilayangkan oleh Andi Kurniawan selaku Ketua Pemuda Patriot Nusantara di Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu (23/4/2025) dan teregister dengan nomor LP/B/978/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKPUS/POLDA METRO JAYA.
Sumber: rmol
Foto: Wakil Ketua Tim Pembela Ulama Aktivis (TPUA), Rizal Fadillah/RMOL
Artikel Terkait
Sosok Bang Arul Penghina Try Sutrisno, Kini Menghilang dari Dunia Maya
Babak Baru Kasus Isu Dugaan Perselingkuhan, Lisa Mariana akan Gugat Ridwan Kamil ke PN Bandung
Tak Kuat Jadi Buronan, Anak Buah Hercules Pembakar Mobil Polisi Akhirnya Menyerahkan Diri
Soal Ganti Wapres, Anggota Komisi III DPR: Tidak Mudah