6 Pernyataan Kontroversial DPR Yang Diduga Pemicu Demo Massal Hingga Terjadi Tragedi Affan

- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 03:55 WIB
6 Pernyataan Kontroversial DPR Yang Diduga Pemicu Demo Massal Hingga Terjadi Tragedi Affan

GELORA.ME - Tunjangan rumah DPR sebesar Rp50 juta per bulan dan kinerja Dewan memicu gelombang kemarahan publik sejak awal Agustus 2025.


Di tengah tekanan ekonomi dan ketimpangan sosial, sejumlah pernyataan dari anggota DPR justru memperkeruh suasana. 


Respons yang dinilai arogan dan tidak empatik memicu demonstrasi besar pada 25 dan 28 Agustus di depan Gedung DPR RI, Jakarta, yang berujung bentrokan dengan aparat dan tewasnya driver ojol, Affan Kurniawan (21).


Salah satu peserta aksi, Ari (26), pengemudi ojek online, menyampaikan kekesalannya saat diwawancarai di lokasi unjuk rasa depan Gedung DPR, Jakarta, pada 25 Agustus 2025.


“Tolong jangan mikirin perutnya sendiri lah. Enak banget kan gajinya naik, padahal itu juga kan dari kita (pajaknya),” ujar Ari.


Kemarahan bukan semata soal nominal tunjangan DPR, melainkan soal rasa keadilan dan empati sosial yang dianggap hilang dari wakil rakyat.


Berikut enam anggota DPR RI yang mengeluarkan pernyataan kontroversial, beserta klarifikasinya yang dihimpun Tribunnews.com:


1. Ahmad Sahroni – Wakil Ketua Komisi III DPR RI (saat itu)


“Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia.”


Disampaikan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, 20 Agustus 2025. Pernyataan ini viral dan memicu kemarahan luas. 


Sahroni kemudian dicopot dari jabatannya dan dipindahkan ke Komisi I oleh partainya meski pemindahan itu bukan disebabkan pernyataan kontroversialnya. 


Klarifikasi: Belum ada permintaan maaf terbuka. Dalam wawancara terbatas, ia menyatakan ucapannya tidak ditujukan untuk rakyat secara umum.

 

2. Adies Kadir – Wakil Ketua DPR RI


“Saya kira make sense lah kalau Rp50 juta per bulan.” Disampaikan di Senayan, 19 Agustus 2025.


Adies membela besaran tunjangan dengan logika biaya kos Rp3 juta per hari kerja. 


“Kalau Rp3 juta dikali 26 hari kerja, berarti Rp78 juta. Jadi kalau terima Rp50 juta, mereka masih nombok.”


Klarifikasi: Ia menyebut tunjangan Rp50 juta sebagai kompensasi atas penghapusan rumah dinas dan menegaskan tidak ada kenaikan gaji.

 

3. TB Hasanuddin – Anggota Komisi I DPR RI


“Take home pay DPR bisa lebih dari Rp100 juta. So what gitu loh.”


Disampaikan di Senayan, 12 Agustus 2025, dan dikutip oleh sejumlah media daring.


Klarifikasi: Belum ada pernyataan resmi atau permintaan maaf terbuka. Informasi soal penyesalan atau pelintiran ucapan masih dalam penelusuran dan belum terkonfirmasi secara publik.


4. Nafa Urbach – Anggota Komisi IX DPR RI


“Saya aja yang tinggal di Bintaro, itu macetnya luar biasa. Kalau saya tinggal di rumah dinas DPR, saya bisa lebih cepat sampai kantor dan kerja lebih maksimal.”


Disampaikan melalui siaran langsung di TikTok dan Instagram, 22 Agustus 2025. 


Pernyataannya memicu kritik karena dianggap tidak peka terhadap kondisi rakyat yang harus berdesakan di transportasi umum.


Permintaan Maaf: Malam itu juga, Nafa menyampaikan: “Guyss maafin aku yah kalau statement aku melukai kalian. 


Tapi percayalah aku nggak akan tutup mata untuk rakyat di dapil aku.”

 

5. Puan Maharani – Ketua DPR RI


“Besaran Rp50 juta sudah dikaji dan disesuaikan dengan harga properti di Jakarta.”


 Disampaikan dalam jumpa pers di Senayan, 21 Agustus 2025.


Klarifikasi: Puan menyatakan DPR siap mengevaluasi kebijakan jika ditemukan ketidaksesuaian. 

Halaman:

Komentar