Eks KSAD Ini Jadi Saksi! Peluncuran Buku Jokowis White Paper di UGM Mencekam

- Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:20 WIB
Eks KSAD Ini Jadi Saksi! Peluncuran Buku Jokowis White Paper di UGM Mencekam




GELORA.ME - Suasana peluncuran buku "Jokowi's White Paper" di University Club Universitas Gadjah Mada (UC UGM) berubah mencekam saat lampu dan pendingin ruangan atau AC mendadak dimatikan tepat ketika acara hendak dimulai.


Kuasa hukum Roy Suryo Cs, Ahmad Khozinudin, menyebut insiden ini sebagai tindakan brutal yang disaksikan langsung oleh sejumlah tokoh nasional, termasuk mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto.


Ia menduga peristiwa yang terjadi pada Senin, 18 Agustus 2025 tersebut merupakan upaya sabotase terencana untuk menggagalkan diskusi dan peluncuran buku karya trio RRT: Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tifauzia Tiyassuma alias dokter Tifa.


"Tepat saat pembacaan doa, mendadak lampu dan AC dimatikan oleh pihak UC UGM. Padahal untuk toilet dan yang lainnya masih menyala. Ini benar-benar tindakan brutal!" ungkap Ahmad di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/8/2025).


Menurut Ahmad, insiden pemadaman listrik itu sangat janggal. Sebab hanya terjadi di area yang digunakan untuk acara.


"Ini bukan mati lampu alamiah atau mati listrik, tetapi area yang akan digunakan untuk launching itu saja yang kemudian dipadamkan," bebernya.


Ahmad menegaskan apa yang terjadi ini nyata bukan omong kosong belaka. 


Bahkan disaksikan langsung oleh Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto selaku tokoh yang diundang dalam acara tersebut.


"Di sana ada banyak tokoh, termasuk Pak Said Didu, Jenderal Tyasno Sudarto, Bung Refly Harun, dan yang lainnya. Semua adalah saksi peristiwa mati listrik yang kami duga secara sengaja, bukan karena insiden," ujarnya.


Diduga Libatkan Polisi


Ahmad membeberkan, upaya penghalangan sudah terasa sejak malam sebelum acara. 


Panitia sejatinya telah memesan dan membayar lunas biaya sewa ruangan di Nusantara UC UGM untuk acara pada Senin (18/8) pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.


Namun, pada Minggu malam, panitia mendapat informasi bahwa pihak UC UGM didatangi oleh petugas keamanan kampus dan Polsek Bulaksumur untuk diinterogasi.


Puncaknya, pada Senin pagi, pihak UC UGM secara sepihak mengirimkan pesan WhatsApp untuk membatalkan pemesanan dan menawarkan pengembalian uang.


Meski acara dibatalkan, panitia dan peserta yang sudah terlanjur datang ke lokasi memutuskan untuk tetap berkumpul, makan siang, dan salat di Coffee Shop yang masih berada di lingkungan UC UGM.


"Kemudian jam 14.00, media-media mainstream sudah datang, acara makan siang langsung diubah menjadi acara soft launching," jelasnya.


Acara yang berlangsung seadanya itu tetap dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne Gadjah Mada. 


Namun, drama terjadi saat doa akan dipanjatkan, di mana ketika itu listrik mendadak padam.


Meskipun dalam suasana mencekam dan gelap gulita, panitia tetap melanjutkan acara. 


Berbekal pengeras suara nirkabel atau wireless, mereka tetap melanjutkan acara hingga selesai.


"Ini mencekam, ini luar biasa. Di era kemerdekaan yang sudah 80 tahun ternyata kemerdekaan berpendapat itu belum merdeka, masih dijajah," pungkas Ahmad dengan nada kecewa.


Sumber: Suara

Komentar