GELORA.ME -Analis komunikasi politik Hendri Satrio menanggapi kabar bahwa Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tengah memikirkan sosok penggantinya di partai.
“Kalau soal desas-desus itu benar atau tidak ya silakan saja,” kata Hensat, sapaan akrabnya, seperti dikutip redaksi melalui kanal YouTube, Minggu, 8 Agustus 2025.
Founder Lembaga Survei Kedai KOPI itu menjelaskan, di Indonesia hanya sebagian kecil partai yang sistemnya terbuka sehingga siapa saja bisa menjadi ketua umum.
“So far selain Golkar dan PKS, memang sistem partai sangat terbuka, siapa saja boleh jadi ketua umum, siapa saja boleh jadi presiden partai,” ujarnya.
Menurutnya, partai yang didirikan atau dibangun dengan mengandalkan figur tertentu biasanya cenderung menurunkan kepemimpinan kepada tokoh yang memiliki hubungan darah dengan pendirinya.
“Nampaknya partai-partai yang didirikan atau mengkultuskan atau membawa ketokohan seorang biasanya akan menurun kepada tokoh-tokoh yang punya aliran darah biologis,” jelasnya.
Ia mencontohkan, di Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurunkan kepemimpinan kepada putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tanpa penolakan berarti.
“Kalau gitu biasanya nggak ada protes karena memang dia adalah anaknya. Dan itu pun terjadi, kan Megawati sekarang tinggal Prananda ataupun Puan,” tandasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Projo Bisa jadi Hama Pemerintahan Prabowo
Pendukung Jokowi Rapat Gelap Bahas Gerakan Riau Merdeka
Hitungan MAKI Korupsi Kuota Haji Era Yaqut Merugikan Negara Rp1 Triliun
Perang Dunia di Depan Mata, Prabowo: RI Tidak Punya Pilihan Selain Kuatkan Militer