Refly juga menyebut bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang sudah seharusnya kritis terhadap kebijakan pemerintah.
"Karena mahasiswa sudah seharusnya seperti itu dan saat ini sudah tidak kritis lagi. Jika mendukung pemerintah itu bukan mahasiswa," ujar Refly.
Refly juga menanggapi ajakan debat Faldo Maldini mantan Ketua BEM UI kepada Melki usai viral di linimasa Twitter.
Diketahui Faldo yang saat ini duduk di staff Khusus Menteri Sekretaris Negara mengajak debat kepada Melki soal peran BEM dan kekhawatiran mahasiswa akan meninggalkan BEM jika sikap ketuanya yang seperti itu.
Refly menjelaskan ketika BEM ditinggalkan mahasiswa gara-gara ketuanya kritis, maka yang alami kerugian bukan kampus dan BEM, justru mahasiswa itu sendiri.
"Seorang mahasiswa tidak dituntut untuk mengendorse atau berorientasi pada kekuasaan, tetapi kepada nilai-nilai kebenaran dan keadlian, meskipun itu pahit dan punya resiko," jelas Refly.
Paling tidak harapan Refly mahasiswa bisa menjadi intelektual kampus atau akademisi.
Benar-benar memikirkan hati nurani sebagai tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan harkat dan martabat, keimanan, serta ketakwaan. (*)
Sumber: kilat
Artikel Terkait
Dominasi Dasco di DPR RI: Analisis Jaringan Kabinda & Adidas, Efisiensi atau Ancaman Demokrasi?
KSPI Tolak UMP 2026: Rencana Gugatan Hukum & Aksi Massa 29-30 Desember
Pengibaran Bendera Aceh Bukan Subversi, Pakar Hukum: Itu Hak Konstitusional Warga
Putri Candrawathi Dapat Remisi Natal 2025: Potongan Masa Hukuman 1 Bulan