Pada level grosir, harga beras mengalami deflasi sebesar 0,18% (mtm), meski masih terjadi inflasi tahunan sebesar 5,26% (yoy). Tren serupa terlihat di tingkat eceran, di mana harga beras turun 0,27% (mtm) dibanding bulan sebelumnya, namun masih menunjukkan inflasi tahunan sebesar 3,86%.
Pudji menegaskan bahwa data harga beras dari BPS ini mencakup rata-rata berbagai jenis kualitas beras dan mewakili seluruh wilayah di Indonesia.
Inflasi Nasional dan Nilai Tukar Petani Oktober 2025
Secara keseluruhan, BPS melaporkan inflasi nasional bulan Oktober 2025 sebesar 0,28% terhadap September 2025. Inflasi tahunan (yoy) tercatat sebesar 2,86%, sementara inflasi tahun kalender (ytd) mencapai 2,10%.
Di sisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2025 tercatat sebesar 124,33, atau turun tipis 0,02% dari bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,06%, yang lebih lambat dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,08%.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya