KLIKANGGARAN -- Progres penanganan anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Luwu Utara sudah berjalan dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari adanya program dan bantuan pemerintah pusat, seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Program Keluarga Harapan (PKH) serta Pembangunan Sarana Pendidikan pada wilayah sumber penyebab anak tidak sekolah.
Demikian disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), Drs. H. Aspar, pada Lokakarya Percepatan Penanganan ATS Berbasis Aksi Kolaborasi (PASTI BERAKSI), Rabu (17/1/2024), di Aula Bapperida. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Pelatihan Pendataan Tingkat Kabupaten dan Kota serta desa dan kelurahan.
Lokakarya Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) Berbasis Aksi Kolaborasi (PASTI BERAKSI) ini juga dihadiri oleh Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan, Koordinator UNICEF wilayah Maluku dan Sulawesi serta sejumlah para Kepala Perangkat Daerah, para Camat se-Kabupaten Luwu Utara, serta para Kepala Desa se-Kabupaten Luwu Utara.
Aspar mengatakan bahwa persoalan ATS ini sangat multidimensi. Penyebabnya banyak, mulai dari kemiskinan, perkawinan anak, pekerja anak, lingkungan pengasuhan atau kenakalan anak, disabilitas, fasilitas sekolah yang jauh dan lain sebagainya.
“Di sektor pendidikan, permasalahan klasik yang selalu dihadapi dan cukup kompleks untuk diselesaikan adalah persoalan ATS. Faktor penyebabnya banyak, seperti tingginya jumlah anak yang menempuh pendidikan pada lembaga yang tidak terdaftar di pemerintah,” beber dia.
Artikel Terkait
WNA China Serang TNI di Ketapang, Wagub Kalbar Geram dan Instruksikan Penyidikan TKA
Mahasiswi UMM Tewas Dibunuh Oknum Polisi: Kronologi, Motif, dan Fakta Terbaru
15 WNA China Ditangkap Usai Serang 4 Anggota TNI di Ketapang: Kronologi Lengkap
Insiden Ketapang: Kronologi Lengkap Penyerangan WN China ke Anggota TNI & Penanganan Imigrasi