Analisis Penolakan Kader Gerindra Terhadap Budi Arie Setiadi
Penolakan dari sejumlah kader Partai Gerindra terhadap rencana bergabungnya Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, dinilai sebagai sikap yang wajar dalam dinamika internal partai. Sebagian kader menilai kehadiran Budi Arie justru berpotensi membawa dampak negatif dan kerugian bagi partai.
Pandangan Pakar Komunikasi Politik
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, mengungkapkan bahwa penolakan yang muncul dari sayap partai Gerindra, Tidar (Tunas Indonesia Raya), dan sejumlah DPC Gerindra dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap citra partai.
"Tidar dan DPC tidak ingin Gerindra tertular negatif bila Budi Arie bergabung. Bagi Tidar dan DPC, Budi Arie lebih banyak negatifnya bila bergabung ke Gerindra," ujar Jamiluddin dalam pernyataannya.
Kekhawatiran Eksploitasi Partai
Ragam motif yang diduga melatarbelakangi keinginan Budi Arie untuk merapat ke Gerindra dinilai harus disikapi dengan kehati-hatian oleh elite partai. Jamiluddin menegaskan bahwa partai tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau politik individu.
Artikel Terkait
Kritik Otoritarianisme & Miliarisasi Prabowo-Gibran: Analisis Busyro Muqoddas dan Akademisi UII
Arab Saudi Ultimatum UEA 24 Jam: Ketegangan Memanas di Yamen, Ini Penyebabnya
Taiwan Far Friend Class Intel Skandal Terbongkar: Kerjasama Rahasia dengan 10+ Negara Terungkap
AI Website Builder Rumahweb: Buat Website UMKM Profesional 5 Menit, Mulai Rp25.000/Bulan