Venezuela Kerahkan Pasukan & Rudal Rusia, Tanggapi Langsung Armada AS di Karibia

- Kamis, 13 November 2025 | 08:25 WIB
Venezuela Kerahkan Pasukan & Rudal Rusia, Tanggapi Langsung Armada AS di Karibia
  • Jet tempur canggih F-35
  • Drone MQ-9 Reaper
  • Lebih dari 4.500 marinir yang ditempatkan di Puerto Riko

Beda Klaim: Perang Narkoba vs. Ancaman Kedaulatan

Pemerintah Amerika Serikat beralasan bahwa operasi militernya bertujuan untuk memerangi penyelundupan narkoba yang masuk ke AS. Namun, pemerintah Venezuela membantah klaim ini dan menuduh Washington menggunakan isu perang narkoba sebagai dalih untuk menekan pemerintahan Maduro dan mendorong perubahan rezim.

Rudal Anti-Pesawat Rusia sebagai Bagian Strategi Pertahanan

Presiden Maduro mengungkapkan bahwa Venezuela memiliki lebih dari 5.000 unit rudal anti-pesawat portabel Igla-S buatan Rusia. Maduro menekankan bahwa persenjataan ini merupakan bagian dari strategi pertahanan negara untuk menjaga perdamaian dan keamanan rakyat Venezuela.

Plan Independencia 200 dan Kekuatan Militer Venezuela

Mobilisasi ini merupakan implementasi dari Plan Independencia 200, sebuah strategi pertahanan nasional yang mengintegrasikan angkatan bersenjata reguler, milisi, dan kepolisian dalam satu sistem komando. Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian Venezuela memiliki sekitar 123.000 personel aktif, dengan klaim milisi sukarela yang mencapai lebih dari delapan juta anggota.

Kekhawatiran Regional dari Presiden Kolombia

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, turut menyuarakan keprihatinannya. Ia menyatakan bahwa jika AS melancarkan aksi militer di kawasan dengan dalih perang narkoba, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai invasi dan pelanggaran kedaulatan. Petro juga mengecam serangan AS sebelumnya terhadap kapal yang diduga membawa narkoba yang dilaporkan menewaskan sekitar 30 orang.

Eskalasi Ketegangan di Karibia

Dengan meningkatnya pengerahan kekuatan militer dari kedua belah pihak, situasi keamanan di kawasan Karibia kini memasuki fase ketegangan baru. Dinamika ini mengingatkan pada rivalitas geopolitik era Perang Dingin, yang kini terjadi di abad ke-21.

Halaman:

Komentar