Rahmah El Yunusiyyah: Profil dan Perjuangan Pendiri Pesantren Putri Pertama di Asia Tenggara

- Senin, 10 November 2025 | 17:25 WIB
Rahmah El Yunusiyyah: Profil dan Perjuangan Pendiri Pesantren Putri Pertama di Asia Tenggara

Perjuangan Rahmah tidak hanya di bidang pendidikan. Pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, ia turut berjuang di medan perang dengan bergabung dalam barisan Sabilillah dan Hizbullah. Perguruan Diniyyah Puteri yang ia pimpin juga berperan aktif dengan mendukung logistik dan pendidikan bagi para pejuang kemerdekaan.

Sikap nasionalismenya sangat kuat. Rahmah dengan tegas menolak bantuan dana dari pemerintah Hindia Belanda karena ingin menjaga kemandirian dan kedaulatan lembaga pendidikannya.

Pengakuan Internasional dan Warisan Abadi

Kontribusi Rahmah El Yunusiyyah mendapatkan pengakuan internasional. Pada tahun 1955, Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Dr. Syekh Abdurrahman Taj, berkunjung ke Diniyyah Puteri dan terkesan dengan sistem pendidikannya. Rahmah kemudian diundang ke Mesir dan menjadi ulama perempuan pertama yang mendapat gelar kehormatan Syaikhah dari Universitas Al-Azhar.

Warisan Rahmah masih terus hidup melalui Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang yang kini telah berkembang menjadi lembaga pendidikan lengkap, dari PAUD hingga Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT). Rumahnya di Padang Panjang kini diabadikan sebagai Museum Rahmah El Yunusiyyah untuk mengenang perjuangannya.

Penetapan Rahmah El Yunusiyyah sebagai Pahlawan Nasional menjadi bentuk penghargaan tertinggi atas dedikasinya dalam membangun fondasi pendidikan Islam yang inklusif, mandiri, dan visioner bagi perempuan Indonesia.

Halaman:

Komentar