GELORA.ME - Polemik tudingan ijazah palsu Jokowi masih bergulir. LJokowi dianggap mendapatkan keuntungan karena namanya selalu muncul dalam pemberitaan.
Mendengar adanya anggapan itu, Jokowi meminta agar tidak ada yang menyangkut patutkan dirinya dan membuat kegaduhan.
"Oleh sebab itu jangan gaduh, siapa yang gaduh?" saut Jokowi, sambil tertawa saat ditemui di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (1/8/2025).
Pernyataan ini, disampaikan Jokowi merespon semua pihak beranggapan serupa, seperti Pakar komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Kunto Adi Wibobo, berpendapat Jokowi diuntungkan adanya isu tudingan ijazah itu, karena wacana itu sifatnya produktif.
Kunto menyebut kedua pihak, baik Jokowi maupun Roy Suryo cs sebagai penuding dalam analisisnya tersebut dalam dialog Sapa Indonesia Pagi, KompasTV, Senin (28/7/2025).
Jokowi lalu melanjutkan dengan satir. Jika, dirinya tidak akan dapat keuntungan bila tidak ada kegaduhan ijazahnya itu.
"Ya, kalau gaduh terus ada yang merasakan itu keuntungan bagi saya ya jangan gaduh. Nanti saya enggak diuntungkan," jelasnya.
"Kalau enggak gaduh ya kan. Adem adem saya mungkin bisa dirugikan," lanjutnya.
Namun dia tidak menyampik, dirinya mendapatkan keuntungan dari polemik yang terjadi.
"Kalau pada senang saya masih diuntungkan ya. Ya buatlah gaduh," kata Jokowi, sambil tertawa kembali.
👇👇
Sebelumnya, Kunto Adi Wibobo menyebutkan semua pihak diuntungkan dari adanya isu kasus ijazah palsu tersebut.
“Pak Jokowi juga diuntungkan dengan pemberitaan ini walaupun sisinya negatif, tapi kan pemberitaan apa pun akan menguntungkan bagi Pak Jokowi," ucapnya.
Pihak yang menuntut dan menuding dugaan ijazah palsu pun menurut dia diuntungkan dengan maraknya pemberitaan terkait hal itu.
"Tapi produksi wacana ini menurut saya harusnya didorong ke produktif, seperti revisi Undang-Undang Pemilu," tuturnya.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Pukulan Telak untuk Jokowi? Ini Makna Amnesti Hasto dan Abolisi Tom
Selamatkan Dua Korban Politisasi Jokowi, Prabowo Seperti Kesatria Lembah Tidar
Kriminalisasi Politik dan Hancurnya Supremasi Hukum di Era Jokowi
Menlu: Indonesia Bakal Kirim 10 Ribu Ton Beras untuk Palestina