Presiden Trump pun menyampaikan pernyataan keras lainnya.
“Iran tidak akan memiliki bom, dan mereka tidak akan memperkaya,” tegasnya.
Sementara itu, Iran mempromosikan serangan balasannya, termasuk terhadap Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar yang dihuni ribuan tentara AS, sebagai bentuk kemenangan meskipun seluruh rudal mereka gagal mencapai sasaran.
Lebih mengkhawatirkan lagi, parlemen Iran memutuskan untuk mempercepat pengesahan proposal yang menghentikan seluruh kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyusul kecaman badan itu terhadap kurangnya transparansi Iran dalam program nuklirnya.
Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Qalibaf, mengecam IAEA karena menolak untuk berpura-pura mengutuk serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
"Badan energi atom nasional akan menangguhkan kerja sama dengan IAEA hingga keamanan fasilitas nuklir terjamin, dan program nuklir damai Iran akan bergerak maju dengan kecepatan yang lebih cepat," tegasnya.
Namun, keputusan parlemen tersebut masih harus mendapat persetujuan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk diberlakukan secara resmi. Hingga kini belum ada tanda-tanda bahwa Khamenei telah menyetujuinya.
Ketidakpastian mengenai efektivitas gencatan senjata dan status program nuklir Iran membuat sebagian warga Israel tetap waspada. Roy Meiri, seorang mahasiswa kedokteran, mengungkapkan rasa tidak pastinya.
“Saya masih tidak tahu, karena saya tidak benar-benar tahu kerusakan nyata yang kami lakukan kepada mereka di sana,” kata Meiri.
Meski begitu, suasana di Israel jauh lebih tenang dibandingkan dua minggu terakhir. Semua pembatasan masa perang telah dicabut, dan aktivitas sekolah kembali berjalan di seluruh penjuru negeri.
Setidaknya untuk saat ini, gencatan senjata memberi ruang bernapas bagi warga yang dilanda kecemasan berkepanjangan.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Ditangkap KPK: Kronologi, Modus Suap, dan Analisis Akademisi
Viral Zikir di Candi Prambanan, Pengelola Tegaskan Hanya Ibadah Hindu yang Diizinkan
Aksi Buruh Jakarta Tolak UMP 2026: Said Iqbal Sebut Strategi Tunggu Respons Pemerintah
Inara Rusli Ungkap Alasan Damai dengan Insanul Fahmi: Pernikahan Kami Sudah Sah Secara Agama