Vina Cirebon: Agenda Setting atau Tuntutan Keadilan?

- Jumat, 31 Mei 2024 | 08:15 WIB
Vina Cirebon: Agenda Setting atau Tuntutan Keadilan?

Sehingga spekulasi kasus Vina Cirebon ini diduga pengalihan isu terhadap kasus yang lebih besar. Karena tak bisa dipungkiri bahwa tentunya ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi atau kelompok.


Mereka bisa saja memainkan peran ini, untuk membesar-besarkan isu ini, agar publik teralihkan dari isu-isu lain yang mungkin mengancam kepentingan mereka.


Namun dibalik adanya pengalihan isu, kasus Vina Cirebon pun, masih memiliki daya tarik yang sensasional.

Kasus ini memiliki unsur-unsur yang menarik perhatian, baik drama, konflik, dan emosi yang terlibat dalam cerita ini membuat publik masih menyimpan penasaran dan ingin terus mengikuti perkembangan beritanya.


Diduga media arus utama dan medsos pun tak ragu mengeksploitasi aspek sensasional dari kasus ini untuk mendongkrak rating dan jumlah pembaca.


Rumitnya alias pabaliutnya kasus ini, tak lepas dari peran media massa dan kehadiran medsos yang ikut memainkan peran besar dalam viralnya kasus ini. Platform medsos seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Hashtag dan trending topics membuat kasus ini semakin sulit diabaikan.


Apalagi dalam kasus ini melibatkan para tokoh publik dan influenceryang ikut manggung dan ikut berkomentar, menambah liarnya kasus ini.


Seperti pengacara kondang Hotman Paris, tokoh agama Ustad Adi Hidayat, Polda Jabar, para jenderal polisi, dan deretan tokoh nasional lainnya.


Bahkan terbaru Presiden Joko Widodo ikut bersuara. Orang nomor satu di negeri ini meminta agar Kapolri agar mengawal kasus ini, serta mengusutnya secara tuntas dan transparan.


Tak hanya itu, diangkatnya kasus ini paling signifikan diangkat dalam layar lebar. Film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari, saat ini sudah ditonton oleh 5,5 juta penonton di bioskop.


Pendapatan dari film ini mencapai kurang lebih Rp75 miliar, menjadikannya salah satu film dengan jumlah penonton terbanyak dan keuntungan yang melimpah.


Jumlah itu penonton yang melihat dari bioskop, belum yang melihat melalui saluran ilegal di media sosial seperti YouTube. Jumlah penontonnya bisa mencapai puluhan juta orang.


Motif dari pembuatan film ini agar para pelaku yang masih DPO segera ditangkap. Namun dalam perjalanannya kasus ini isunya melebar kemana mana. Semua orang nyaris nimrung ikut berbicara, sesuai dengan kapasitas dan kapabalitasnya.


Tentunya bagi teman jurnalis, persoalan yang viral perlu disikapi kritis dan analitis. Pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana" selalu ada dalam benak wartawan. Maka media massa harus cerdik dan mampu menyaring setiap pemberitaan yang muncul.


Namun dalam persoalan kasus Vina ini, kebenaran yang hakiki atau tidak hanya Allah Swt. Manusia hanya bisa mampu menduga dan menganalisis dengan segala kemampuan dan perangkat yang ada. Tapi sikap kritis dan analitis, di balik setiap pemberitaan yang viral, agar kita tdak mudah terjebak dalam permainan agenda setting. Semoga.


(Penulis adalah Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat)

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar