GELORA.ME - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati, angkat bicara soal isu lulusan SMK yang jadi salah satu penyumbang Gen Z menganggur. Kiki meminta, agar data dibuka dan dirinci, sehingga tidak menjadi syak wasangka.
Kiki mengungkapkan, secara nasional memang ada pengangguran. Namun angka itu seharusnya dilihat dulu. Kemudian, dicek lagi untuk SMK yang dimaksud merupakan lulusan tahun berapa.
"Jadi begini, bisa ditanyakan ke sakernas, metode yang mereka melakukan itu seperti apa. Itu lulusan SMK tahun berapa? Silahkan ditanya dulu ke situ, baru kita diskusikan kembali lebih detail," ujarnya usai acara penandatanganan kemitraan strategis antara 16 SMK dengan PT Fishindo Kusuma Sejahtera (FKS) di Jakarta, Selasa (28/5).
Selain itu, kata dia, yang perlu jadi catatan mengenai pengangguran ini adalah profil ketersediaan lapangan kerja se Indonesia. Selama ini menurutnya, profil ketersediaan lapangan kerja per tahun di Indonesia belum pernah muncul. Padahal, sangat penting untuk mengetahui berapa banyaknya, kemudian berapa yang dikhususkan untuk tiap lulusan jenjang.
"Misal sekian juta itu terdiri dari sekian ratus ribu untuk lulusan ini, lulusan ini. Kalau ada itu saya akan seneng banget," ungkapnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ditjen Vokasi telah bahu-membahu dengan satuan pendidikan vokasi untuk mentransformasi pendidikan vokasi agar sesuai dengan kebutuhan kerja saat ini.
Kerja sama dengan mitra di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) pun terus digenjot. Tak sebatas jadi lokasi magang, mitras DUDI pun terjun sepenuhnya ke sekolah untuk ikut bersama menyusun kurikulum hingga berinvestasi untuk membuat factory teaching. Salah satunya dengan PT FKS ini.
Kiki mengungkapkan, kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan bagi satuan pendidikan vokasi, tetapi juga memberi dampak positif bagi industri. Menurutnya, keberlanjutan pertumbuhan industri tidak hanya bergantung pada faktor ekonomi semata, tetapi juga pada ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas.
"Dengan memastikan bahwa lulusan vokasi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan industri, maka kita dapat memastikan keberlangsungan dan kemajuan dunia industri Indonesia di masa depan," pungkasnya.
Artikel Terkait
Prabowo Buktikan Perang Anti Korupsi: Rp 13,25 Triliun Uang CPO Kembali ke Negara
Misteri 2 Kerangka di Gedung ACC Kwitang: Suara Minta Tolong hingga Dugaan Identitas Korban
Ahmad Sahroni Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah Massa, Foto Keluarga Ikut Raib
Menteri Keuangan Bantah Isu IKN Jadi Kota Hantu, Pastikan Proyek Tetap Jalan