Dalam keterangan resmi, juru bicara Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Michael Quinlan, menyatakan apresiasi terhadap upaya Indonesia dalam menanggapi krisis ini.
Namun, dia juga mencatat bahwa pendekatan regional yang komprehensif terhadap krisis ini masih merupakan tantangan.
"Kami terus mengakui dan memuji semangat kemanusiaan Indonesia yang mengizinkan ribuan pengungsi Rohingya mendarat di Aceh pada tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Kami menyadari kedatangan mereka telah memberikan beban pada masyarakat setempat, dan kami turut merasakan kekecewaan Indonesia bahwa pendekatan regional yang komprehensif terhadap krisis ini masih sulit dilakukan," kata Quinlan, dikutip dari beberapa sumber pada Selasa (19/12/2023).
Baca Juga: Krisis pengungsi Rohingya: Indonesia desak penyelesaian akar masalah di Myanmar
Indonesia, meskipun bukan negara tujuan pengungsi, tetapi menjadi negara transit bagi pengungsi Rohingya.
Menlu Retno Marsudi menyoroti kurangnya pendekatan regional yang komprehensif dalam menangani krisis ini.
Meskipun Indonesia tidak meratifikasi Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi atau Protokol Pengungsi 1967, negara ini berperan sebagai negara transit bagi pengungsi Rohingya.
Baca Juga: Presiden Jokowi akan bahas isu pengungsi Rohingya di KTT ASEAN di Jepang
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: unews.id
Artikel Terkait
Putusan MK Wajibkan Keterwakilan Perempuan di Pimpinan AKD DPR, Fraksi PAN Siap Dukung
4 Faktor Pemicu Hujan Lebat BMKG & Puncak Musim Hujan 1-7 November 2025
Hilangnya Kata Kejujuran dalam Tribrata Polri: Eks Wakapolri Soroti Krisis Integritas
Madrasah Salafiyah Kajen Jadi Percontohan Green Madrasah Nasional Kemenag