"Saya yakin banyak negara berkembang memiliki posisi yang sama dengan Indonesia. Tapi agenda ini tidak bisa dilakukan masing-masing negara perlu kerja sama yang kolaboratif dan inklusif berupa aksi nyata untuk menghasilkan karya nyata," sambungnya.
Untuk itu, Jokowi mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan negara sahabat, khususnya bank pembangunan dunia untuk dapat membantu Indonesia mencapai net zero emission, dengan meningkatkan pendanaan transisi energi dengan bunga rendah.
Dikatakan Jokowi, Indonesia saat ini telah berhasil menurunkan emisi karbon antara tahun 2020 - 2022 yang mencapai 42 persen, atau di atas perencanaan business as usual tahun 2015.
Sementara dalam hal perbaikan pengelolaan Forest and Other Land Used (FOLU), Indonesia juga disebut telah memperluas lahan hutan mangrove dan merehabilitasi hutan.
Di akhir statementnya, Jokowi turut menyoroti keberhasilan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas 192 MW. PLTS yang merupakan hasil kerja sama dengan UEA.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Isu Ridwan Kamil dan Aura Kasih: Doa Atalia Praratya di Tahun Baru 2026 Jadi Sorotan
Prediksi Jokowi Terbukti: Polemik Ijazah Tak Selesai Meski Asli Ditunjukkan
Polemik Ijazah Jokowi: Fakta Pengakuan Elida Netti vs Bantahan Roy Suryo
China Dukung Indonesia Jadi Presiden Dewan HAM PBB 2026: Analisis & Implikasi