“Aktivitas luar angkasa di kawasan ini akan berkembang pesat dalam dekade berikutnya, mendorong babak baru persaingan global,” jelas tim tersebut.
“Persaingan untuk mendapatkan sumber daya seperti slot orbit dan frekuensi radio sudah berlangsung, dan akan semakin ketat di masa depan. Ada kebutuhan mendesak bagi Tiongkok untuk membuat peta jalan tingkat atas untuk mengembangkan infrastruktur ruang angkasa cislunar dan mendapatkan keunggulan kompetitif dalam perekonomian cislunar yang sedang berkembang,” tambah mereka.
Ruang cislunar adalah wilayah antara bumi dan bulan. Ini termasuk orbit satelit di sekitar Bumi dan ruang tempat orbit Bulan ditempatkan.
Baca Juga: Peneliti Duga Ada Planet Tersembunyi Tetangga Bumi, Apa Artinya Bagi Tata Surya?
Para peneliti mengatakan bahwa Tiongkok menjadi pemain utama dalam eksplorasi ruang angkasa dan bulan dan oleh karena itu perencanaan strategis sangat penting untuk “menghindari konstruksi berulang dan mengoptimalkan alokasi sumber daya” untuk misi masa depan.
Perencanaan strategis tersebut mencakup misi eksplorasi ke tata surya bagian luar, pembangunan stasiun penelitian bulan internasional, dan pendaratan berawak di bulan.
“Meskipun rencana tersebut sudah ada di AS, Eropa, dan Jepang, namun belum ada yang dilaksanakan. Tiongkok memiliki peluang unik untuk mendapatkan bagian besar dalam industri luar angkasa cislunar yang sedang berkembang,” kata para peneliti.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sinarharapan.co
Artikel Terkait
Rahadi Algamar, Mahasiswa MNC University, Juara 3 Pop Royalty Singing Competition 2025
Viral Video Raisa Memasak Dikaitkan dengan Isu Perselingkuhan Hamish Daud dan Chef Sabrina
Still Single VISION+: Sinopsis, Pemain, dan Cara Nonton Serial Yuki Kato
OTT KPK 2025: Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau, Tembus Rp4,8 Miliar