Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah yang Terungkap

- Selasa, 23 Desember 2025 | 17:25 WIB
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah yang Terungkap

“Saya mewakili para kiai… sampean sudah ikhlas mundur, memberi kesempatan Gus Dur jadi presiden,” kata para kiai yang ia temui.

Di momen itulah Yusril menyampaikan pesan rekonsiliasi: “Saya ini anak Masjumi… Jadi tolonglah antara anak Masjumi dan anak NU ini jangan ada beban psikologis lagi.”

Ucapan itu sangat berarti, mengingat Masjumi dan NU memiliki sejarah panjang ketegangan pada era 1950-an. Keputusan Yusril mundur dan penerimaan para kiai menjadi simbol rekonsiliasi dua arus besar Islam Indonesia.

Lebih dari Sekadar Politik: Sebuah Pengorbanan untuk Bangsa

Dalam percakapan itu, Mahfud MD menegaskan karakter politik Yusril yang tegas namun rasional. Yusril menunjukkan diri sebagai negarawan, bukan sekadar kontestan pemilihan, pada titik kritis tersebut.

Keputusannya mundur menjelang pemilihan bukan hanya strategi, tetapi kesadaran sejarah. Tanpa langkah itu, peluang Gus Dur terpilih bisa jauh lebih kecil. Sejarah pun mencatat, pada 20 Oktober 1999, Gus Dur resmi dilantik sebagai Presiden RI ke-4.

Pengakuan Yusril ini menjadi pernyataan penting mengenai pemilihan presiden pertama di era reformasi. Kisah ini membuka tabir sejarah dan menunjukkan bahwa politik Indonesia pernah memiliki momen ketika ego pribadi dikalahkan demi persatuan bangsa.

Pemilihan Presiden 1999 bukan hanya kemenangan Gus Dur, tetapi juga buah dari pengorbanan strategis Yusril Ihza Mahendra yang memilih mundur agar bangsa mendapatkan pemimpin terbaik pada saat itu.

Halaman:

Komentar