Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah yang Terungkap

- Selasa, 23 Desember 2025 | 17:25 WIB
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah yang Terungkap

Pengakuan Langka Yusril Ihza: Saya Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999

Dua puluh lima tahun berlalu, momen pemilihan Presiden 1999 tetap menjadi titik paling menentukan dalam sejarah politik Indonesia. Dari sidang MPR yang sengit, lahirlah Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Namun, ada peran penting yang jarang disorot: pengorbanan politik Yusril Ihza Mahendra.

Dalam podcast bersama Mahfud MD, Yusril akhirnya membuka kisah yang tidak banyak diketahui publik. Ia mengaku menjadi tokoh yang mengambil keputusan genting menjelang voting di Sidang Umum MPR: memilih mundur dari pencalonan.

“Saya sudah ikhlas mundur ngasih kesempatan sama Gus Dur jadi presiden terpilih,” ujar Yusril mengenang momen bersejarah itu.

Jalan Terjal Menuju Kursi Presiden 1999

Saat itu, Yusril masuk dalam tiga nama calon presiden yang dibawa ke sidang MPR: Megawati Soekarnoputri, Gus Dur, dan dirinya sendiri. Kehadirannya bukan sekadar simbolis. Ia memiliki basis kuat di blok politik Islam, terutama dari jalur Masjumi dan jaringan intelektual muda.

Namun, perhitungan politik menunjukkan suara kelompok Islam bisa terpecah jika Yusril tetap maju. Pecahnya suara ini berisiko melemahkan peluang Gus Dur menghadapi Megawati yang lebih kuat secara elektoral. Situasi inilah yang mendorong para kiai memberi tekanan moral agar Yusril mempertimbangkan kembali pencalonannya.

Pertemuan Penentu dan Rekonsiliasi Sejarah

Yusril bercerita, setelah pemungutan suara, ia bertemu dengan sejumlah tokoh penting. Salah satunya adalah Kiai Abdullah Faqih dari Langitan, ulama kharismatik yang sangat dihormati di kalangan NU.

Halaman:

Komentar