"Karena ia terkena reshuffle, dan organisasinya, Projo, juga turun drastis pengaruhnya pasca dirinya digeser dari posisi Menteri Koperasi dan UKM," tuturnya.
Langkah Realistis Tapi Penuh Risiko
Sebagai Magister Ilmu Politik Universitas Nasional (UNAS), Efriza menganggap langkah Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra adalah langkah yang paling realistis, namun juga sangat pragmatis.
Namun, langkah ini justru dinilai dapat memberikan dampak negatif bagi Partai Gerindra dan Presiden Prabowo Subianto.
"Memang realistis bagi Budi Arie dan Projo untuk bergabung ke Gerindra, tetapi tidak secara pribadi bagi Presiden dan Ketum Partai Gerindra. Jika Gerindra mengiyakan, nilai positifnya kecil dan malah berpotensi menimbulkan polemik besar di mata publik," pungkas Efriza.
Langkah politik Budi Arie ini terus menjadi perbincangan hangat, menunggu respons resmi dari internal Partai Gerindra.
Artikel Terkait
Jaksa Banten Redy Zulkarnain Diduga Peras WNA Korsel Rp2,4 M, LHKPN Cuma Rp197 Juta
Mahfud MD: Kalau MK Rusak, Saya Dobrak dari Dalam - Pernyataan Tegas Eks Ketua
Kritik Didik Rachbini ke Wamen Stella: Solusi Atasi Ketidakadilan Kuota PTN vs PTS
Polisi Persilakan Roy Suryo Ajukan Praperadilan Kasus Ijazah Jokowi: Update Lengkap