Purbaya juga menegaskan bahwa data yang dimilikinya mengenai dana mengendap tersebut mirip dengan data milik Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
"Sepertinya data saya sama dengan data Pak Tito waktu saya ke Pak Tito kemarin tuh. Kan pagi Pak Tito jelaskan kan data di perbankan ada berapa angkanya mirip kok," imbuhnya.
Ia menilai Dedi Mulyadi tidak mengetahui keseluruhan data di perbankan dan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah merinci berapa jumlah dana mengendap milik Pemda Jawa Barat secara spesifik.
Purbaya Tegaskan: "Saya Bukan Pegawai Pemda Jabar"
Purbaya menegaskan bahwa dirinya tidak mau disuruh-suruh oleh Dedi Mulyadi. Ia meminta Gubernur Jawa Barat itu untuk memeriksa sendiri data dana mengendap ke Bank Indonesia.
"Saya bukan pegawai Pemda Jabar. Kalau dia mau periksa, periksa aja sendiri. Itu data dari sistem monitoring BI yang dilaporkan oleh perbankan... Jadi jangan Pak Dedi nyuruh saya kerja," tegas Purbaya.
Awal Mula Kontroversi: Tantangan Dedi Mulyadi
Kontroversi ini berawal dari tantangan yang dilayangkan Dedi Mulyadi kepada Purbaya. Dikutip dari Tribun Jabar, Dedi menantang Menkeu untuk membuka secara transparan data daerah mana saja yang dimaksud, agar publik tidak dibuat bingung oleh tuduhan tanpa bukti.
“Saya sudah cek, tidak ada yang disimpan dalam deposito. Saya tantang Pak Menkeu (Purbaya) untuk membuka data dan faktanya, daerah mana yang menyimpan dana dalam bentuk deposito,” ujar Dedi Mulyadi, Senin (20/10/2025).
Dedi menilai tudingan seluruh daerah menahan belanja atau menimbun uang di bank tidak bisa digeneralisasi. Menurutnya, banyak daerah justru berusaha mempercepat realisasi belanja publik agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
Ia juga memperingatkan bahwa tudingan tersebut bisa berdampak buruk bagi daerah-daerah yang sudah bekerja dengan baik dalam mengelola keuangannya, karena dapat menurunkan daya dukung fiskal dan menghambat kinerja pembangunan.
Sumber artikel asli: Tribunnews
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan