Menurut Didik, pasangan Anies-Ahok adalah eksperimen yang baik dan berani bagi keduanya.
Menurutnya, penggabungan Anies-Ahok bisa juga dilakukan untuk membersihkan pencitraan politik polarisasi radikal agama atau radikal sekuler.
"Radikal sekuler di sini mirip-mirip radikal kiri yang anti-agama," kata Didik, dikutip Sabtu (11/5/2024).
Didik berpendapat bahwa politik dan demokrasi yang terbuka seperti sekarang ini adalah pertanda baik, paling tidak dilihat dari sisi persepsi citra.
Menyinggung soal peluang Anies dan Ahok bersatu, dia mengutarakan bahwa penyatuan keduanya sangat mungkin.
Menurutnya, Anies adalah orang religius tetapi tidak radikal seperti yang banyak tergambar ketika Pilgub DKI Jakarta 2017.
Selain itu, Ahok memang sosok yang tempramental yang bisa jadi tabu dalam politik.
Namun, ia menilai Ahok adalah sosok yang nasionalis dilihat dari rekam jejak politiknya.
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan