Sebelumnya, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menekankan kebijakan impor pangan jelang pemilu menyisakan tanda tanya besar.
“Saya juga bingung kenapa setiap tahun politik selalu impor, apakah ini sudah ada rumus, desain?" kata Yeka di kantor Ombudsman RI Jakarta, pada Senin (18/9).
Kendati begitu, Yeka mengaku belum bisa memastikan apakah ada permainan dari kegiatan impor tersebut. Hanya saja, kata dia, saat ini tampak terjadi kesulitan dalam mencari gabah dan harga beras cenderung mengalami kenaikan.
"Apakah memang itu terjadi karena ada ‘madu’ di sana, gitu kan? Saya belum bisa memastikan. Tapi hari ini yang terkonfirmasi gabah sulit, harga naik. Oleh karena itu, dua ini yang harus diselesaikan," kata Yeka.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Januari sampai Agustus 2023, Indonesia telah mengimpor beras 1,59 juta ton. Volume impor terbesar berasal dari tiga negara, Thailand, Vietnam, dan India.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengurai bahwa impor terbesar berasal dari Thailand dengan volume 800.000 ton atau 50,36 persen dari total impor beras. Asal impor beras kedua terbesar adalah Vietnam dengan volume impor 674.000 ton atau memberikan kontribusi sebesar 42,33 persen.
"Ketiga impor beras dari India dengan share sebesar 4,16 persen atau sebesar 66.000 ton," demikian Amalia.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Jaksa Agung Mutasi Nurcahyo ke Kajati Kalteng, Ini Profil dan Kasus Besar Nadiem yang Pernah Ditanganinya
Polisi Gadungan Asal Magetan Tipu Perempuan Tuban Rp 170 Juta Lewat Modus Pacaran, Ini Barang Buktinya
Perbedaan Mendasar Kasus Ira Puspadewi dan Tom Lembong: Analisis Lengkap
Muhammad Kerry Bantah Ayahnya Riza Chalid Terlibat Korupsi Pertamina Rp285 Triliun