Waspada Koreksi IHSG di November: Strategi Akumulasi Menuju Reli Akhir Tahun

- Senin, 03 November 2025 | 08:55 WIB
Waspada Koreksi IHSG di November: Strategi Akumulasi Menuju Reli Akhir Tahun

Setiap memasuki bulan November, kinerja pasar saham Indonesia seringkali mengalami perlambatan. Data historis pola musiman (seasonality) IHSG menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, November tercatat sebagai salah satu periode terberat bagi Indeks Harga Saham Gabungan.

Namun kabar baiknya, setelah masa suram ini berlalu, IHSG hampir selalu kembali menunjukkan performa positif di akhir tahun berkat fenomena window dressing. Dalam periode 2015-2024, IHSG hanya mengalami kenaikan rata-rata 0,14% di bulan November dengan peluang penguatan hanya 30%. Pola ini konsisten terulang, termasuk di tahun 2024 dimana IHSG terkoreksi 6,07%.

Tekanan jual di November umumnya disebabkan aksi ambil untung dan rotasi portofolio oleh investor institusi. Namun pelemahan ini biasanya bersifat sementara. Menyambut Desember, IHSG secara konsisten berbalik menguat dengan rata-rata kenaikan 2,63% dan probabilitas reli mencapai 80%.

Fenomena window dressing menjadi pendorong utama, dimana manajer investasi aktif membeli saham untuk mempercantik laporan kinerja portofolio di akhir tahun. Tren positif ini sering berlanjut hingga Januari, menciptakan momentum beruntun yang menarik bagi investor.

Momentum Reli 4 Bulan Beruntun IHSG

IHSG berhasil menutup Oktober dengan catatan reli selama empat bulan berturut-turut, melanjutkan tren bullish sejak pertengahan tahun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup di level 8.163,88 dengan kenaikan 1,28% sepanjang Oktober 2024.

Secara year-to-date, IHSG telah melesat 15,31% didorong rebound tajam dari fase koreksi pada Februari-April. Kinerja impresif ini mengantarkan IHSG berulang kali mencatatkan rekor all-time high (ATH), dengan level tertinggi tercapai pada perdagangan 27 Oktober di 8.354,67.

Halaman:

Komentar