Pembakaran tidak efisien juga berkontribusi pada emisi yang lebih tinggi. Masalah ini dapat menyulitkan kendaraan untuk memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah, berpotensi menciptakan masalah pencemaran udara.
4. Performa yang Buruk pada Kecepatan Tinggi
Tekanan kompresi rendah dapat membatasi kemampuan mesin untuk bekerja secara efektif pada kecepatan tinggi. Mesin mungkin mengalami kesulitan dalam menghasilkan tenaga yang cukup untuk menjaga kecepatan tinggi dan dapat terasa kurang responsif.
5. Ketidakstabilan Mesin
Tekanan kompresi rendah dapat menyebabkan ketidakstabilan mesin, terutama pada putaran mesin yang tinggi. Ini dapat menghasilkan getaran yang tidak diinginkan, berpotensi menyebabkan kehilangan daya, dan bahkan merusak komponen mesin.
6. Ketidakmampuan Memulai Mesin
Tekanan kompresi yang rendah dapat membuat mesin sulit atau bahkan tidak dapat dinyalakan, terutama pada kondisi cuaca yang dingin.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: rimbanews.com
Artikel Terkait
Insentif PPnBM DTP 3% Dongkrak Penjualan Mobil Hybrid, Tembus 2.000 Unit/Bulan
Jas Hujan Setelan vs Ponco: Mana yang Lebih Aman & Anti Kecelakaan?
5 Mobil Listrik Terlaris 2025 di Indonesia, Brand China Kuasai Pasar
Jaecoo J5 EV Resmi Meluncur, Harga Spesial Rp 249,9 Juta untuk 1.000 Pembeli Pertama