Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Dinilai Pengkhianatan Reformasi
Ketua Umum Pergerakan Pelajar dan Jaringan Nasional Aktivis 1998 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda, menilai wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, sebagai langkah keliru. Menurutnya, langkah ini berpotensi mencederai semangat reformasi 1998 yang diperjuangkan dengan pengorbanan besar.
Anto menegaskan bahwa jika Presiden Prabowo Subianto memutuskan menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, hal itu akan menjadi bentuk pengkhianatan terhadap amanat reformasi dan semangat demokrasi. "Soeharto adalah simbol dari otoritarianisme, pelanggaran HAM, dan pengekangan kebebasan berpendapat," ujar Anto dalam keterangan persnya, Sabtu (8/11/2025).
Mengingat Korban Rezim Orde Baru
Anto mengungkapkan betapa banyak aktivis mahasiswa, jurnalis, dan rakyat biasa yang menjadi korban kekerasan negara di era pemerintahan Soeharto. Banyak dari mereka yang diculik, disiksa, bahkan hilang tanpa jejak hingga kini.
"Reformasi lahir dari perjuangan melawan kediktatoran Soeharto. Banyak kawan kami diculik, disiksa, dan hilang. Memberi penghargaan kepada pelaku pelanggaran HAM adalah ironi sejarah," tegas Anto.
Artikel Terkait
Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional? Pandangan Tokoh Muhammadiyah & NU
Bocah 4 Tahun Bilqis Ditemukan Selamat di Jambi: Kronologi Penculikan dan Modus TPPO
Dedi Mulyadi Unggul di Survei Capres 2029, Tapi Fokus Kerja di Jabar
Analisis Hukum Kasus Ijazah Jokowi: Pencemaran Nama Baik vs UU ITE yang Kontroversial