Setelah kejadian itu, ia meminta petugas keamanan untuk berjaga di sekitar tenaga kesehatan karena keluarga pasien masih menunjukkan emosi.
"Saya minta petugas keamanan untuk menjaga perawat karena saat itu masih emosi, saya khawatir terhadap adik-adik nakes yang semuanya perempuan,"tutupnya.
3. Minta Maaf
Dokter Syahpri dipertemukan dengan keluarga pasien di aula RSUD Sekayu Muba, Rabu (13/8/2025).
Sebuah jabat tangan yang ditengahi akhirnya mempertemukan dua pihak yang sempat bersitegang.
Di satu sisi, dr. Syahpri Putra Wangsa, seorang dokter spesialis penyakit dalam, berdiri dengan keteguhan profesinya.
Di sisi lain, seorang pria perwakilan keluarga pasien, tertunduk dengan raut penyesalan.
Keluarga pasien yang sebelumnya terekam dalam video bersikap intimidatif, kini menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
Plt Direktur RSUD Sekayu drg Dina Krisnawati Oktaviani MKes menyebutkan pasca kejadian tersebut pasien atas nama Rita yang merupakan keluarga yang melakukan tindakan kepada dokter telah mendapat perawatan.
"Pasien atas nama Rita masih dilakukan perawatan di RSUD Sekayu di ruangan VIP, pelayanan maksimal tetap kita berikan. Kita kesampingkan dahulu peristiwa ini, karena layanan kesehatan harus tetap diberikan kepada pasien,"ungkpanya.
4. Lapor ke Polisi
dr. Syahpri menuturkan keputusannya melaporkan keluarga pasien ke Polres Muba adalah langkah yang tak bisa ditawar.
Ia melihat peristiwa yang menimpanya sebagai puncak dari gunung es kekerasan yang kerap mengancam para tenaga kesehatan (nakes).
"Yang jelas, saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai terjadi Syahpri-Syahpri yang lain. Jadi kita harus menentukan sikap, harus tegas," ujarnya dengan suara mantap.
Ia meluapkan suara hatinya, menggambarkan betapa rentannya posisi para garda terdepan kesehatan mulai dari perawat hingga dokter spesialis.
Ancaman terhadap mereka, menurutnya, adalah ancaman bagi seluruh sistem.
“Untuk sekolah menjadi seorang dokter itu tidak mudah. Belum lagi dari biayanya yang luar biasa, dari waktu yang harus dibuang, meninggalkan istri-anak untuk sekolah, itu luar biasa,” paparnya, menyoroti pengorbanan besar yang sering dilupakan di balik jas putih seorang dokter.
Karena itu, meski pertemuan dan salaman dengan keluarga pasien telah berlangsung, dr. Syahpri memastikan proses hukum akan terus berjalan.
"Sudah kita laporkan, jadi sekarang kita menunggu saja proses hukumnya," tegasnya.
5. Polisi Terima Laporan
Laporan dr Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, FINASIM resmi diterima Kepolisian Resor Musi Banyuasin (Polres Muba), Rabu (13/8/2025).
dr Syahpri Putra Wangsa resmi melapor ke polisi atas tindak arogansi yang diterimanya dari keluarga pasien yang viral di sosial media.
Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga melalui Kasi Humas IPTU S. Hutahean menjelaskan bahwa laporan sudah masuk dan proses hukum kini berjalan di bawah penanganan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Muba.
“Benar, laporan sudah kita terima dan saat ini sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Muba,” kata IPTU S. Hutean, Rabu (13/8/2025).
Lanjutnya, korban dalam hal ini dokter yang bersangkutan didampingi Direktur RSUD Sekayu, IDI Muba, dan Dinkes Muba.
"Laporan masih dalam dipelajari oleh tim penyidik Satreskrim Polres Muba, informasi selanjutnya akan kita informaskan lebih lanjut,"jelasnya.
Perlu diketahui, kasus ini berawal dari sebuah video berdurasi 41 detik yang beredar luas di media sosial, menampilkan momen ketika keluarga pasien diduga memaksa seorang dokter membuka masker saat sedang memeriksa pasien.
Dokter tersebut kemudian diketahui adalah dr. Syahpri Putra Wangsa, dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sekayu.
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Gus Elham Yahya Minta Maaf, Video Cium Anak Kecil dan Sindiran Lalat di Kepala Jadi Sorotan
LBH-AP Muhammadiyah Jadi Kuasa Hukum Roy Suryo di Kasus Ijazah Jokowi
Viral Video Cium Anak, Gus Elham Minta Maaf & Janji Perbaiki Diri
Oknum Brimob di Sumut Diduga Aniaya Mantan Pacar, Korban Alami Memar dan Bengkak