Presiden Prabowo Menghadapi Pedang Bermata Dua

- Rabu, 26 Februari 2025 | 12:05 WIB
Presiden Prabowo Menghadapi Pedang Bermata Dua




Oleh: Adian Radiatus*

PETA pertempuran politik jalan demokrasi Indonesia seharusnya telah usai dengan kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi Pilpres 2024 secara mutlak. Satu putaran. 


Tak perlu diutak atik lagi dengan analisa apa pun. Menang ya menang. Demikian sportivitas sebuah pertarungan seberat apa pun rivalitasnya.



Sayangnya tidak demikian dalam dunia perpolitikan Indonesia saat ini. Sebab ekses dari kontestasi itu masih terus berlanjut yang dalam beberapa hal justru lebih kepada urusan individual ketimbang problem nasional.


Pemberhentian Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi sebagai petugas atau anggota partai PDIP secara tidak hormat itu sesungguhnya urusan internal partai dan pribadi Jokowi yang dipandang sebagai pengkhianat. Namun suka atau tidak, eksesnya ternyata tidak sesederhana itu. 


Wajar sebagai mantan presiden yang selama menjabat banyak yang berbungkuk badan memberi hormat secara psikologis pasti terpukul dengan pengumuman yang cukup menghancurkan kredibilitasnya itu.


Setidaknya di mata sebagian rakyat. Peristiwa ini membuat Jokowi terlihat jauh dari sosok seorang negarawan, justru di masa-masa akhir pemerintahannya.


Namun selain oleh Prabowo, pun para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju tampaknya berupaya keras mendukung kredibilitas Jokowi di mata rakyat agar tidak semakin parah terlihat.


Gambaran ini mirip cerita upaya Soeharto melindungi Soekarno dari tuntutan mengadilinya oleh rakyat di masa itu. Sejarah berulang?


Halaman:

Komentar