Gerakan boikot tersebut juga bisa dipandang sebagai balas budi bangsa Indonesia terhadap Palestina yang termasuk paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
“Boikot adalah jihad kita untuk meningkatkan produk nasional ke permukaan,” kata Ikhsan saat jadi pembicara dalam Webinar bertema “Gerakan Boikot Global, Strategi Melawan Penjajah Zionis Israel”, yang diselenggarakan Aqsa Working Group (AWG), Senin 27 Mei 2024.
“Dari beberapa kota besar yang kami survei, masyarakat telah beralih dari produk-produk multinasional pro Israel, berupa produk makanan, minuman dan kosmetika, ke produk nasional. Ternyata produk nasional sudah siap,” katanya menambahkan.
Dalam Webinar ini, AWG menghadirkan lima pembicara dalam dan luar negeri yaitu, Pembina AWG Agus Sudarmadji, Ketua BDS Indonesia Muhammad Syauqi Hafiz, serta Aktivis Gerakan Boikot Global dari Yaman dan Yordania: Hani Yahya dan Sharine Nafie.
Menurut Ikhsan, semua pihak perlu bekerjasama untuk menyegarkan ingatan masyarakat Indonesia yang berutang budi kepada bangsa Palestina, lantaran Palestina masih dijajah Israel dan mengalami genosida.
Boikot bisa dilihat sebagai balas budi Indonesia untuk melawan Israel dan perusahaan multinasional yang menyokong invasi Israel ke Palestina.
“Ini satu-satunya yang bisa kita lakukan. Karena kita tidak bisa mengirim tentara atau mengirim senjata, tentu yang bisa kita lakukan adalah dengan boikot,” katanya.
Ada tiga hal penting yang menurutnya harus dilakukan untuk terus menggelorakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel.
Baca Juga:
Sosok Bobby Saputra yang mengaku anak pemilik Plaza Indonesia dan keponakan dari 9 naga
Pertama, boikot adalah perintah ulama, tepatnya perintah MUI kepada semua umat Islam sejalan lewat Fatwa MUI No 83 tahun 2023, tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina dan menghindari semua produk yang terafiliasi dengan Zionis Israel.
Kedua, panduan daftar boikot nasional. Meski MUI tidak berwenang mempublikasikan daftar boikot ini, tetapi pihak-pihak lain yang terkait bisa membuat daftar boikot sebagai panduan umat Islam untuk tak membeli produk terafiliasi Israel.
Ia mencontohkan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) yang sudah mengeluarkan daftar boikot produk terafiliasi Israel.
“Dengan demikian, umat tidak menjadi ragu mana yang harus diboikot dan mana yang tidak harus diboikot,” katanya.
Ketiga, respons terhadap adanya upaya serangan balik dari produk terafiliasi Israel.
Respons tepat harus dilakukan, sebab para pengusaha produk multinasional ini mulai aktif mendekat ke ulama, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan juga MUI, dengan mengklaim bahwa produk mereka tidak terafiliasi Israel.
“Mereka sulit untuk mengatakan tidak terafiliasi,” kata KH Ikhsan Abdullah.
“Sebab nyatanya, dan kita bisa pelajari sendiri, mereka menyediakan berbagai kebutuhan tentara zionis untuk menginvasi dan melakukan genosida terhadap bangsa Palestina.”
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Utang Whoosh Rp116 Triliun vs 12 Juta Penumpang: Ini Kata Luhut
Pohon Tumbang di Darmawangsa Jaksel Tewaskan 1 Orang, Ini Kronologi Lengkapnya
Komet 3I/ATLAS Bukan Pesawat Alien, Ini 5 Fakta dan Penjelasan NASA
Onadio Leonardo Ditangkap Polisi Terkait Narkoba, Viral di Medsos!