"Perbedaan pemilu sebelumnya atas dasar kebencian, cebong, kadrun, kampret memang beradu di bawah. Kemudian oligarki garuk sumber daya kita, itu enggak rasional," kata Jumhur dalam Launching dan Bedah Buku, yang berjudul "Menjemput Mandat Presiden, Anies adalah Kehendak Sejarah"," di Posko Pejuang Amin, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu petang (25/11).
Di mana saat itu, para pendukung saling caci maki di media sosial hanya karena berbeda pilihan. Padahal, itu hal biasa dalam setiap kontestasi demokrasi.
Menurut Jumhur, kehadiran pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jadi langkah nyata bagi rakyat untuk memikirkan nasib bangsa 5 hingga 10 tahun ke depan.
"Sekarang (Pilpres 2024), berubah gairahnya keberlanjutan dan perubahan dan semua punya rasionalitas, rakyat yang tentukan," kata Jumhur.
Dalam diskusi ini turut hadir beberapa narasumber lainnya seperti Eggi Sudjana, dan Refly Harun.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Polisi di Ende Mabuk Aniaya Pria Difabel Tuna Rungu Hingga Tewas: Kronologi & Hukuman Pelaku
KPK Diminta Periksa Jokowi dan Luhut Terkait Dugaan Markup Proyek Kereta Cepat Whoosh
Jadwal & Link Siaran Langsung Timnas Indonesia U-17 vs Zambia di Piala Dunia U-17 2025
8 Kepala Dinas Bandung Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Korupsi