Di tengah meningkatnya pertempuran di Gaza, warga sipil Palestina kian menderita akibat kekurangan makanan, bahan bakar, air minum hingga obat-obatan, dengan jumlah korban terus bertambah.
"Air digunakan sebagai senjata perang," kata Juliette Touma, juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA.
Sejak konflik pecah menyusul serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, hampir 10.600 orang tewas, di mana 1.538 di antaranya korban di sisi Israel, mengutip Anadolu.
Sedangkan Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan, jumlah warga sipil Palestina yang tewas di wilayah yang diblokade total Israel itu telah mencapai 9.061 jiwa.
"Para korban termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan, sementara 32.000 orang lainnya terluka,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.
Lebih lanjut ia mengatakan, sekitar 2.060 orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan di Gaza.
"Serangan Israel menyebabkan 135 petugas medis tewas dan 25 ambulans hancur," ungkap al-Qudra.
Tak hanya itu, menurut juru bicara tersebut, pasukan Israel telah menargetkan lebih dari 100 fasilitas layanan kesehatan di Gaza sejak 7 Oktober.
"Sekitar 16 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer terpaksa tidak berfungsi karena serangan Israel dan kekurangan bahan bakar," tambahnya.
Sumber: voi
Artikel Terkait
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Ditangkap KPK: Kronologi, Modus Suap, dan Analisis Akademisi
Viral Zikir di Candi Prambanan, Pengelola Tegaskan Hanya Ibadah Hindu yang Diizinkan
Aksi Buruh Jakarta Tolak UMP 2026: Said Iqbal Sebut Strategi Tunggu Respons Pemerintah
Inara Rusli Ungkap Alasan Damai dengan Insanul Fahmi: Pernikahan Kami Sudah Sah Secara Agama